ANKARA –
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui legislasi yang mengatur pengerahan tentara ke Qatar. Langkah ini mengisyaratkan dukungan kuat Turki bagi Qatar di tengah krisis diplomatik Timur Tengah.
Parlemen Turki meloloskan rancangan undang-undang (RUU) ini pada Rabu (7/6) waktu setempat. Erdogan dengan cepat memberikan persetujuannya, yang berarti melengkapi proses legislatif. Persetujuan ini diumumkan kantor kepresidenan Turki pada Kamis (8/6) waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/6/2017), jurnal resmi otoritas Turki mengumumkan persetujuan Erdogan itu pada Jumat (9/6) waktu setempat. Setelah pengerahan awal tentara Turki di pangkalan militer Doha, pesawat tempur dan kapal militer Turki juga akan dikerahkan ke Qatar.
“Jumlah pesawat tempur dan kapal militer Turki yang dikerahkan ke pangkalan (Qatar) akan jelas setelah laporan penilaian awal soal pangkalan (militer di Qatar),” demikian dilaporkan media lokal Turki, Hurriyet.
Delegasi Turki akan mengunjungi Qatar dalam beberapa hari ke depan, untuk memeriksa situasi di pangkalan militer Doha. Saat ini, ada 90 personel militer Turki yang sudah ditugaskan di sana. Otoritas Turki belum mengomentari laporan itu. Namun surat kabar Hurriyet menyebut ada rencana untuk mengirimkan 200-250 tentara tambahan dalam dua bulan ke depan, untuk tahap awal.
Keputusan Erdogan mengerahkan tentara Turki ke Qatar ini diambil di tengah krisis Qatar. Pada Senin (5/6) lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, dan Mesir serentak memutuskan hubungan dengan Qatar, setelah menuding negara itu mendukung terorisme dan mendukung agenda Iran, musuh Saudi cs. Langkah itu diikuti oleh beberapa negara lainnya. Qatar menyangkal semua tudingan itu.
Selain pengerahan tentara, Erdogan juga menyetujui kerja sama pelatihan militer antara Turki-Qatar. Kedua RUU ini diajukan ke parlemen dan pemerintah sebelum krisis Qatar terjadi. Namun terlepas dari itu, Turki juga menjanjikan akan memberi bantuan suplai makanan dan minuman kepada Qatar yang terancam mengalami kekurangan logistik setelah ‘diceraikan’ negara-negara Teluk.
Erdogan sendiri telah menyatakan, langkah mengucilkan Qatar tidak akan menyelesaikan persoalan. Erdogan yang sejak lama berusaha menjadi penengah di kawasan Timur Tengah, menegaskan Turki akan melakukan apapun untuk membantu mengakhiri krisis Qatar.(ADI)