NUSA DUA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Edy Rahmayadi meninggalkan kursi ketua umum PSSI. Dia mengakui tugas sebagai orang nomor satu PSSI berat sehingga siapapun yang mendudukinya layak masuk surga.
Edy menyatakan mundur dari ketua umum PSSI pada Kongres Tahunan PSSI di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Minggu (20/1/2019. Dia mengumumkan lewat pidato pembukaan di hadapan voter dan media.
Merujuk kepada ketua umum PSSI sebelumnya, Edy menyebut tugas sebagai ketua umum PSSI tidaklah mudah. Banyak kasus yang merundung PSSI, dari dualisme, dipaksa mundur hingga prestasi buruk dan kasus pengaturan skor.
“Sama-sama kita ketahui PSSI adalah suatu perekat anak bangsa yang dilahirkan lebih tua dari Indonesia. Cita-cita pastinya adalah membesarkan Republik. Cita-cita PSSI adalah mulia. Ada beberapa hal yang mau saya sampaikan,” kata Edy
“Pada 10 November 2016, saya dilantik jadi Ketum PSSI dengan segala hiruk pikuknya. Terima kasih kepada K-85 yang mendorong saya menjadi Ketum PSSI. Harapan anak bangsa ini begitu besar.
“Lihat fenomena terjadi 2010 bapak Nurdin Halid kontra, akhirnya diganti Pak Johar (Arifin Husin). Johar tak selesai juga terbentuk dua di situ. Kasus terjadi di Pekanbaru, Jenderal George Toisutta, lanjut yang dilantik Pak La Nyalla, hari ini dilantik besok dibanned. Sampai 2016 dilakukan Kongres Luar Biasa.
“Saya terkadang melihat apa ini yang terjadi. PSSI punya cita-cita luhur membuat ini semua diatur dalam statuta. Misalnya, coba pikirkan membuat satu tekad untuk ini semua dengan Anda-Anda semua.
“Manusia-manusia luar biasa yang tanpa ada segalanya, tapi Anda mau duduk untuk mengurusi sepakbola. Saya sangat senang diundang datang, diajak berbicara datang. Ditegaskan visi mereka profesional bermartabat dalam rangka tercapainya kualitas sepak bola untuk ikut di kancah sepak bola dunia.
“Saya mohon maaf titip salam saya sama seluruh rakyat Indonesia, sampai tahun kedua saya tak bisa mewujudkan ini. Bahkan, apa yang digariskan terjadi di luar yang tak bisa diinginkan. Ada persoalan yang begitu fenomemal. Dari suporter pemain sampai terjadi korban. Ada menyalahi hukum pengaturan skor dan sebagainya. Saya tidak tahu. 32 tahun saya jalani organisasi, PSSI ini paling berat yang saya alami.
“Mudah-mudahan siapapun jadi Ketum PSSI orang-orang yang masuk surga. Begitu berat saya rasakan. Untuk itu sampaikan ke rakyat PSSI ini milik rakyat seluruh Indonesia yang diwakilkan ke kita. Saya tak mampu lakukan ini saya mohon maaf.”
Edy langsung meninggalkan lokasi Kongres Tahunan PSSI usai pidato itu. Edy segera memasuki mobil yang sudah menunggu di depan hotel. (RIF)