JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Ratusan komponen masyarakat yang tergabung dalam Aksi Gerak Tutup TPL selalu menyuarakan agar pemerintah ambil sikap yang tegas dan tidak mendua hati menyikapi tuntutan masyarakat Tano Batak agar perusahaan yang ditengarai merusak lingkungan dan sering lakukan kekerasan segera dihentikan.
Transfer pricing adalah suatu kebijakan yang diatur oleh industri untuk memastikan harga transfer atas sesuatu transaksi, baik harga atas benda, jasa, harta tidak terwujud, maupun harga transaksi yang menjadi aktifitas perusahaan.
Acara webinar diadakan senin16/8 dimulai dari jam 19 dan berahir jam 21.40 WIB yang diprakarsai oleh Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) dan dipandu oleh Timer Manurung. Acara tersebut berjalan baik dan tertib karena mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama sebelum dimulai acara agar tidak saling serobot ketika mau berikan pendapat.
Prof.Dr.Adler H.Manurung, sebagai Guru Besar Keuangan dan Pengamat Bursa mengatakan, PT TPL sudah melakukan pelanggaran dan akal akalan. Disarankan petugas dari Ditjen Pajak bisa melakukn fungsinya dan berani melakukan audit ke perusahaan besar dan tidak main mata pada perusahaan yang sedang ditangani agar transparansi ditunjukin ke publik dan nyata kerjaannya.
Kejanggalan secara administrasi sering dilakukan oleh pihak TPL salah satunya pernah mengundang Prof Adler namun tidak ada penanggung jawabnya, hal seperti itu kata Adler merupakan ancanaman dan diasumsikan bahwa TPL bisa melakukan apa saja yang dikehendaki termasuk mengandalkan kekuatan uang untuk menggapai apa yang mau dibutuhkan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prof Adler Manurung, anak anak dari masyarakat dipekerjakan dan tanah tanahnya diambil, tidak pernah ada manfaatnya bagi masyarakat banyak, karena para Direksinya sama dengan pemiliknya tidak punya etika.
Prof Adler Manurung menyarankan agar petugas pajak pro aktif dan tidak hanya mengejar pajak-pajak perusahaan kecil. Sesuai dengan analilis yang dilakukan Prof Adler Manurung, TPL tidak melakukan laporan setiap periode bahkan seharusnya dibuat per sub periode.
Hal yang sama dikatakan oleh Ahmad Amin, SE, MSc, Akt, CA yang ikut dalam webinar, selama 10 tahun melakukan penelitian, semangat auditor harus dilakukan oleh pihak petugas pajak dan tidak pilih kasih. Moderator memberikan kesempatan kepada Dr Laurensius Manurung, SE, MM.Laurensius mengatakan, dirinya pernah 10 tahun membidangi keuangan di BUMN seperti Angkasa Pura I dan AP II. Perusahaan TPL ini tidak ada artinya dipertahankan, karena selalu merugi namun masih tetap beraktifitas.
Ironisnya kata Laurensius, sudah laporannya merugi namun masih ada pihak pihak yang masih mempertahankan keberadaan TPL padahal dapat digolongkan ” Madesu” masa depan suram. Pemilik saham jadi kreditur, ada penghapusan bunga dengan alasan perusahaan merugi, jumlah Hutang dan Saham hampir sama, kata Laurensius.
Hampir semuanya yang mengikuti webinar mengatakan Tutup TPL tapi semua kecurangan yang dilakukan harus ditanggung oleh PT TPL. Maruap Siahaan sebagai ketua umum Yayasan Pencinta Danau Toba, begitu juga Jaya Tahoma Sirait mengatakan, tetap melestarikan keindahan Danau Toba dengan menjaga keasrian alam dengan menutup perusahan perusak lingkungan. (JES)