Washington,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump melontarkan harapan untuk tercapainya kesepakatan damai guna mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
“Saya ingin menjadi orang yang membuat perdamaian dengan Israel dan Palestina, itu akan menjadi pencapaian yang hebat,” ujar Trump dalam wawancara dengan media The New York Times seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (23/11/2016).
Entah bagaimana Trump akan mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Terlebih lagi, saat kampanye kepresidenannya, Trump malah menimbulkan kemarahan publik Palestina dengan mengusulkan agar Yerusalem diakui sebagai ibukota Israel. Usulan tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah AS selama ini terkait konflik Israel-Palestina.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mengajak Israel dan Palestina menggelar pembicaraan damai. Namun upaya itu gagal. Pembicaraan langsung antara kedua pihak telah mandek sejak lebih dari dua tahun lalu.
Atas kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS, para politisi sayap kanan Israel menyambutnya dengan gembira. Mereka memandang kemenangan Trump sebagai tanda untuk melanjutkan atau mempercepat pembangunan permukiman di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel. Mereka bahkan menganggap kemenangan hal itu sebagai tanda berakhirnya gagasan mengenai sebuah negara Palestina yang independen.
Media Israel melaporkan, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman pekan lalu mengatakan, para penasihat Trump menyerukan kubu sayap kanan Israel untuk meredam kegembiraan mereka di depan publik atas terpilihnya Trump sebagai presiden AS.