JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Dewan Masjid Indonesia (DMI) enggan berspekulasi dengan pernyataan Ketum PBNU KH Said Aqil soal imam masjid hingga khatib harus dari NU. DMI akan meminta penjelasan atau tabayun dengan Said Aqil terlebih dahulu.
“Kalau dari DMI kita harus tabayun dulu. Saya sendiri belum ketemu Kiai Said. Kalau nanti ketemu apa yang dimaksudkan beliau akan di-tabayunkan, proses itu yang kita nggak boleh sepotong-potong itu yang kita nggak mau,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DMI, Ivan Rovian saat dihubungi, Minggu, (27/1/2019).
Menurutnya, tabayun merupakan cara tepat yang harus dilakukan untuk mengetahui kejelasan dari pernyataan Said Aqil tersebut. Hal itu dilakukan untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama.
“Kita tetap menjaga kondusifitas ukhuwah Islamiyah dan kondusifitas-nya umat ini perlu kita jaga. Ini jangan sampai gara-gara pernyataan tanpa kita lakukan klarifikasi atau tabayun dan ditumpangi tertentu itu justru malah terjadi perpecahan umat, ini justru yang kita tidak mau. Saya yakin masih dalam konteks beliau tidak mencoba untuk merendahkan yang lain,” ujar Ivan.
Said Aqil sebelumnya mendorong kadernya untuk lebih berperan di segala sektor, dari mulai peran agama, peran akhlak, peran kesejahteraan, hingga peran politik.
“Agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran syuhudan diniyan, peran agama. Harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU, kalau dipegang selain NU salah semua,” ujar Said Aqil disambut tepuk tangan muslimat NU yang hadir, Minggu (27/1). Acara ini dihadiri pula oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Dikonfirmasi secara terpisah, Sekjen NU Helmy Faishal Zaini menjelaskan mengenai maksud pernyataan Said Aqil tersebut. “Yang disampaikan Pak Said itu kan di internal acara NU, jadi kepada para kader NU, kalian semua harus menguasai urusan-urusan yang masalah agama,” kata Helmy saat dihubungi, Minggu (27/1). (NOV)