Texas –
Asosiasi pilot maskapai Southwest Airlines (SWAPA) akan mengajukan gugatan hukum terhadap pihak Boeing Co. Dalam gugatan hukum itu, Boeing dituduh ‘secara sengaja menyesatkan’ pihak maskapai dan para pilot soal Boeing 737 MAX.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/10/2019), SWAPA menyebut bahwa grounded terhadap Boeing 737 MAX sejak Maret lalu telah membatalkan lebih dari 30 ribu penerbangan Southwest Airlines, yang menyebabkan hilangnya gaji para pilot sebesar US$ 100 juta.
Southwest Airlines merupakan pengguna terbesar Boeing 737 MAX dengan memiliki 34 unit pesawat dalam armadanya saat pesawat jenis itu di-grounded usai dua tragedi maut Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan 346 orang.
Gugatan hukum itu diajukan ke District Court of Dallas County di Texas.
“Boeing menanggalkan desain audio dan praktik permesinan, menahan informasi kritis soal keselamatan dari para regulator dan secara sengaja menyesatkan para pelanggannya, para pilot dan publik soal ruang lingkup sebenarnya terkait perubahan desain pada 737 MAX,” demikian isi gugatan tersebut.
Secara terpisah pihak Boeing telah memberikan tanggapan terhadap gugatan ini.
“Sementara kami menghargai hubungan kami dengan SWAPA sejak lama, kami meyakini gugatan hukum ini tidak pantas dan kami akan sekuat tenaga melawannya,” ucap juru bicara Boeing, Chaz Bickers, dalam pernyataannya.
Bickers menyatakan, pihak Boeing akan terus bekerja sama dengan maskapai Southwest Airlines dan para pilotnya dalam upaya mengembalikan Boeing 737 MAX ke udara.
Saat ini, Boeing berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan update software dan pelatihan pilot untuk keperluan pengajuan sertifikasi kepada regulator penerbangan agar 737 MAX bisa segera mengudara lagi. Boeing juga telah merundingkan kompensasi dengan maskapai yang menjadi konsumennya, termasuk Southwest Airlines, yang dilanda kerugian finansial akibat grounding.
“Kita harus mampu mempercayai Boeing untuk secara jujur mengungkapkan informasi yang diperlukan dalam mengoperasikan pesawat dengan aman. Dalam kasus 737 MAX, itu sama sekali tidak terjadi,” ujar Presiden SWAPA, Kapten Jon Weaks.(RIF)