Manila –
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, kembali melontarkan hinaan pada pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Duterte menyebut pejabat PBB itu memiliki ‘kepala kosong’ setelah dia disebut perlu memeriksakan diri ke dokter kejiwaan.
Bulan lalu, Komisioner Tinggi HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein, menyebut Duterte (73) perlu diperiksa kejiwaannya. Komentar itu disampaikan Zeid saat mengomentari kata-kata kasar Duterte untuk seorang aktivis HAM PBB. Tidak terima dengan komentar itu, Duterte membalas.
“Hei anak pelacur, Anda si Komisioner, saya perlu ke psikiater? Sang psikiater memberitahu saya: ‘Anda baik-baik saja, Wali Kota. Anda hanya gemar mengumpat’,” ucap Duterte dalam pidato terbarunya seperti dilansir AFP, Rabu (4/4/2018).
Pernyataan Duterte yang disampaikan dalam pidato pada Selasa (3/4) malam waktu setempat itu ditujukan untuk Zeid. Lebih lanjut, Duterte mengakui dirinya disarankan untuk menahan diri agar tidak membalas komentar Zeid. Namun Duterte menyebut dirinya ingin membalas dendam.
“Lihat, Anda punya kepala yang besar tapi kosong. Tidak ada ‘grey matter’ antara telinga Anda. Isinya hampa. Kosong. Bahkan tidak bisa menyokong nutrisi bagi rambut Anda untuk tumbuh karena rambutnya di sini telah hilang,” ucap Duterte sambil menyentuh bagian kepalanya dalam pernyataan yang masih ditujukan untuk Zeid.
Grey matter berarti jaringan penghubung abu-abu yang terdapat dalam kepala manusia. Jaringan ini merupakan komponen utama sistem saraf pusat dan berfungsi sebagai pusat pemrosesan atau analisis informasi. Kata ‘grey matter’ juga merujuk pada kecerdasan seseorang.
Sebelumnya, dalam komentar di forum Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss bulan lalu, Zeid mengecam pernyataan kasar Duterte untuk seorang pelapor khusus PBB, Agnes Callamard. Zeid mengutip ancaman Duterte yang ingin menampar Callamard dengan menggunakan kata-kata tak senonoh. Zeid juga mengecam komentar kasar Duterte yang akan memerintahkan tentara Filipina untuk menembak pemberontak wanita di bagian vagina mereka.
Zeid menilai kata-kata seperti itu ‘sungguh memalukan’ datang dari seorang presiden. “Dia (Duterte-red) perlu mendaftarkan dirinya untuk menjalani semacam pemeriksaan kejiwaan. Komentar seperti ini tidak bisa diterima, tidak bisa diterima,” tegas Zeid saat itu.
Dalam pidato terbaru pada Selasa (3/4) waktu setempat, Duterte membela komentar kasarnya. “Saya kasar? Saya memang kasar. Tidak ada yang bisa saya ubah soal itu,” ucap Duterte. “Saya membunuh orang-orang? Iya, saya memang membunuh orang-orang … lanjutkan dan gunakan narkoba di sana. Saya sudah memberitahu kalian untuk berhenti,” imbuhnya.
Terhadap kelompok-kelompok HAM yang mengkritiknya, Duterte menyatakan: “Anda bermimpi jika Anda pikir Anda bisa memenjarakan saya.”
Beberapa waktu lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyatakan telah memulai ‘pemeriksaan awal’ terhadap kebijakan memerangi narkoba yang dicanangkan pemerintahan Duterte, yang diyakini sarat pelanggaran HAM.(ARF)