JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Erik ten Hag sadar ia tak bisa menyulap MU yang lama diterpa isu inkonsistensi menjadi tim super dalam waktu singkat. Namun sinyal yang muncul di awal eranya menunjukkan hal bagus.
Meski diterpa isu perselisihan dengan Cristiano Ronaldo, MU di musim pertama bersama Ten Hag sukses mencuri perhatian. Mereka finis tiga besar di Liga Inggris, lebih baik dari Liverpool yang terlempar ke Liga Europa. Carabao Cup juga sukses dimenangi.
Namun pada musim berikutnya, penyakit labil MU muncul lagi. Ditambah badai cedera yang terus menerus hadir, MU kesulitan menampilkan skuad terbaik di tiap laga. Performa mereka pun kacau balau.
Mulai dari tersingkir di fase grup Liga Champions, gagal mempertahankan gelar Carabao Cup, hingga finis kedelapan di Liga Inggris, catatan terburuk mereka dalam tiga dekade terakhir. Ten Hag nyaris dipecat.
Namun nasibnya terselamatkan berkat kemenangan di final Piala FA. Mengalahkan City 2-1, dengan Rodri sang pemenang Ballon d’Or 2024 hadir di lapangan, membuat manajemen menutup mulut di akhir musim.
Meski terungkap bahwa mereka sempat mencari pengganti Ten Hag, namun pada akhirnya pria Belanda itu tetap dipertahankan, bahkan diberi perpanjangan kontrak sampai 2026. Namun periode ‘bulan madu’ akhirnya usai. (MAD)