Tokyo –
Seremoni penobatan Kaisar Jepang, Naruhito dimulai hari ini dalam ritual yang akan dihadiri para pejabat dari lebih dari 180 negara.
Naruhito(59) dan istrinya, Permaisuri Masako (55) naik takhta pada Mei lalu dalam seremoni tradisional yang singkat, namun seremoni hari Selasa (22/10) ini merupakan ritual yang lebih kompleks di mana dia secara resmi mengumumkan perubahan statusnya kepada dunia.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/10/2019), spanduk-spanduk ucapan selamat berkibar di beberapa stasiun kereta bawah tanah dan sudut-sudut jalan, tetapi respons publik sangat berbeda dari perayaan pada Mei lalu ketika naik takhtanya Naruhito bertepatan dengan periode hari libur selama sepuluh hari yang tidak biasa.
Naruhito memulai seremoni ini dengan melaporkan penobatannya kepada leluhur kekaisarannya di salah satu dari tiga tempat suci di halaman istana, mengenakan hiasan kepala warna hitam dan jubah putih bersih. Di belakangnya tampak Permaisuri Masako yang berjalan mengikuti.
Untuk seremoni utama, Naruhito akan mengenakan jubah tradisional berwarna oranye dan hiasan kepala, seperti yang dilakukan ayahnya nyaris tiga dekade silam. Seremoni ini akan dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat di Matsu no ma atau Hall of Pine di Istana Kekaisaran, tempat paling bergengsi di istana tersebut.
Naruhito naik takhta pada Mei 2019 setelah ayahnya,Akihito, menjadi raja pertama yang turun takhta dalam dua abad. Acara utama penobatan hari ini telah ditetapkan sebagai hari libur nasional. Dia akanmendeklarasikanpenobatannyadariTakamikura yaitu paviliun setinggi 6,5 meter yang beratnya sekitar 8 ton, dengan pedang dan permata yang merupakan dua dari Tiga Harta Karun Suci, ditempatkan di sampingnya.
Pedang dan permata kuno itu, bersama-sama dengan cermin yang disebut Yata-no-Kagami, disimpan di Ise Grand Shrine, situs paling suci dalam agama Shinto Jepang. Pedang dan permata kuno ini membentuk tanda kebesaran yang melambangkan keabsahan kaisar. Pernyataan Kaisar Naruhito selanjutnya akan diikuti oleh pidato ucapan selamat dari Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe.(NOV)