JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Menko Polhukam Wiranto berharap makin banyak warga Tionghoa yang berminat menjadi pegawai pemerintahan. Dia meminta masyarakat Tionghoa untuk menghapus anggapan ‘PNS khusus pribumi’. Anggapan itu sudah tidak berlaku lagi saat ini.
“Ada ya, kebebasan untuk masuk ke kepolisian, militer, tentara, profesi yang lain, guru, dosen, dan sebagainya. Itu sudah ada. Hanya memang rasionya masih kecil,” kata Wiranto di Forum Kebangsaan dengan tema “Meningkatkan Kepedulian Sosial dan Peran serta Masyarakat Guna Memperteguh Kebhinnekaan dalam Rangka menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa” di Plaza Sinarmas, Jalan Fachrudin no 18, Jakarta Pusat, pada Kamis (26/1/2017).
Dalam acara itu turut hadir Kepala BKPM Thomas Lembong dan Ketua PSMTI David Herman Jaya. Wiranto juga berpandangan sudah tak seharusnya istilah pribumi dan nonpribumi itu digunakan. Istilah tersebut menurutnya justru akan menghambat Bhinneka Tunggal Ika.
“Tapi pribadi saya pribumi dan nonpri, itu memang sudah tidak layak untuk kita kembangkan. Karena itu justru akan menghambat persatuan kita sebagai bangsa,” terangnya.
Menurutnya, para pendahulu menyatakan bahwa keberagaman bisa menjadi kelemahan dan kekuatan.
“Para pendahulu kita yang sangat cerdas, sangat antisipatif ke masa depan sudah menyatakan bahwa keberagaman itu bisa menjadi kelemahan sekaligus nilai kekuatan,” pungkasnya. (ADI)