JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Desakan kepada pemerintah agar menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL), tidak hanya datang dari pemerhati lingkungan dan pegiat media sosial, Togu Simorangkir, Irwan Sirait, Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang lainnya yang tergabung dalam Tim 11 yang saat ini melakukan aksi jalan kaki dari Toba, Sumatera Utara menuju Jakarta.
Desakan serupa juga datang dari Persatuan Gereja Indonesia (PGI) dan kalangan anggota DPR RI.
Menyikapi berbagai persoalan krisis ekologis dan keadilan yang disebabkan oleh aktivitas PT. TPL itu,
MPH-PGI telah melayangkan surat kepada pimpinan gereja-gereja anggota PGI di Sumatera Utara dan PGIW Sumatera Utara.
Dalam surat yang dikeluarkan pada 24 Mei 2021 tersebut, MPH-PGI mengimbau pimpinan gereja di seluruh Sumatera Utara agar, pertama, turut ambil bagian dalam upaya menghentikan perusakan lingkungan hidup yang masih terus berlangsung di Sumatera Utara akibat aktivitas perusahaan PT. TPL.
Kedua, turut mendampingi warga masyarakat yang menjadi korban ketidak adilan, kekerasan dan diskriminasi oleh karena perjuangannya yang secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh kembali hak dan tanah mereka yang selama ini telah dirampas oleh PT. TPL.
Ketiga, terus mengedukasi warga gereja untuk hidup bersahabat/selaras dengan alam agar prinsip keutuhan ciptaan tidak menjadi slogan semata.
Keempat, mencegah terjadinya konflik horizontal antar-warga sipil akibat provokasi PT. TPL terhadap kelompok masyarakat yang selama ini berpikir telah diuntungkan dengan kehadiran PT tersebut.
Kelima, mencegah terjadinya perpecahan dalam dan/atau antar-gereja akibat persoalan sosial dan ekologi ini yang dapat menjadi preseden buruk (batu sandungan) bagi umat Kristen di Tanah Air.
“Tanggung jawab ini tidaklah ringan, dan tidak jarang harus berhadapan dengan ancaman dan kekecewaan, namun memenuhi tanggung jawab profetis ini akan menjadi warisan penting bagi generasi penerus gereja di negeri yang kita cintai ini.
Kiranya Tuhan Sang Khalik terus memampukan kita untuk menampakkan tanda-tanda kerajaanNya di mana keadilan, kedamaian dan keutuhan ciptaanNya dapat terus bersandingan,” demikian surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dan Sekum PGI Pdt. Jacklevyn F. Manuputty.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung meminta Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk memeriksa dan memberikan sanksi kepada PT. TPL yang diduga sering bermasalah dengan masyarakat sekitar kawasan hutan konsesi di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan Martin Manurung dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan meminta Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diberitakan Khatulistiwaonline.com, Togu Simorangkir selaku penggagas aksi jalan kaki dari Toba ke Jakarta untuk meminta pemerintah menutup PT.TPL atau dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama (IIU) milik konglomerat Sukanto Tanoto yang beroperasi di wilayah Porsea itu adalah peraih gelar Master Of Science Bidang Primate Conversation dari Oxford Brookes University Inggris.
Togu Simorangkir yang masih berdarah biru karena merupakan cicit Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII bersama aktivis lingkungan lainnya memulai perjalanan dari makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja, Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (14/6/2021).
Nantinya, setibanya di Jakarta setelah melakukan perjalanan sepanjang 1.750 Km dari Lintas Barat Sumatera itu, mereka akan menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan berbagai pelanggaran yang dilakukan PT.TPL, dan meminta pemerintah mencabut izin konsesi pabrik bubur kertas tersebut.(NGO)