JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyebut suntikan dana tersebut dimaksudkan agar kedua maskapai milik negara ini dapat melakukan optimalisasi dari pesawat yang sudah ada. Sebab menurutnya, saat ini terdapat cukup banyak unit pesawat yang tidak layak terbang alias di-grounded karena kurang perawatan.
“Kita kan belum lama menginjeksi, memberikan pinjaman lah ke Garuda kurang lebih US$ 400 juta, dan itu hanyalah baru sebagian. Itu untuk apa sih? Untuk maintenance dan repairment karena banyak sekali pesawat dari Citilink maupun Garuda yang sudah di-grounded,” jelas Rosan kepada wartawan usai konferensi pers di Kantor BKPM, Selasa (28/7/2025).
Padahal menurutnya Garuda masih harus membayarkan biaya sewa alias leasing pesawat tersebut meski tidak mengudara, membuat ongkos operasional maskapai menjadi tidak efektif.
“Di-grounded tidak bisa terbang padahal kita tetap bayar leasing-nya nah itu kita bilang dibenarkan dulu supaya mereka bisa terbang. Karena sekarang Garuda average terbang pesawatnya itu per hari baru 5 jam, idealnya 12 jam,” paparnya.
“Jadi kita bilang optimalkan dulu, pertama pesawat yang di-grounded untuk bisa terbang. Kedua optimalkan dari segi penerbangan, dari segi penggunaan dari setiap pesawat. Ketiga tentunya kita akan melaksanakan transformasi di teknologi, di dalam pelayanan dan yang lain-lainnya,” ucap Rosan lagi.
Sementara untuk rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing sebagai bagian dari kesepakatan pemangkasan tarif resiprokal Presiden Donald Trump untuk Indonesia jadi 19, Rosan mengatakan hal ini masih dalam tahap perencanaan. Walau menurutnya pemesanan sejumlah unit pesawat baru dari komitmen tersebut mungkin akan terjadi tahun ini.
“Berikutnya yang Boeing ini memang delivery-nya baru 2031-2032, jadi masih 6-7 tahun dari sekarang. Nah kita kan mesti antisipasi, kalau kita baru pesan misalnya nanti saja tahun 2030, mungkin datangnya baru beberapa tahun lagi,” ucapnya.
“Jadi yang kita sampaikan kepada Direksi Garuda, yuk coba bikin planning-nya. Kita optimalkan pesawat yang ada, kemudian juga dari rute-rutenya, kemudian next-nya oke nanti 6-7 tahun lagi yuk butuh pesawat baru itu berapa banyak yang akan kita negosiasikan dengan Boeing. Karena masih ada 49 lagi yang belum ter-delivered dari 50 yang sudah ditandatangani pada saat sebelum Covid,” jelas Rosan lagi.
Sebagai informasi, sebelumnya PT Garuda Indonesia Tbk bersama anak usahanya, PT Citilink Indonesia mendapat pinjaman pemegang saham (shareholder loan) dari Danantara sebesar US$ 405 juta. Pinjaman ini diberikan untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar US$ 1 miliar.
“Kami sangat senang Danantara dapat berperan sebagai mitra strategis Garuda Indonesia untuk mendukung komitmen transformasi jangka panjang yang diawali dengan pemberian pinjaman pemegang saham senilai US$ 405 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Hal tersebut dilakukan guna menjaga keberlangsungan operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia dan Citilink, bersamaan dengan persiapan fondasi transformasi jangka panjang oleh Danantara Indonesia dan Garuda Indonesia Group. (DON)