JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, hadir dalam kegiatan rapat koordinasi nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang agribisnis, pangan, dan kehutanan. Bertindak sebagai pembicara, Amran mengawali paparannya dengan curahat hati alias curhat.
Amran bercerita, menjadi Menteri Pertanian membuat tekanan darah sering naik. Apalagi ketika ada telepon masuk dari Menko Perekonomian, Darmin Nasution, karena bahan pangan merangkak naik.
“Karena Pak Menko selalu mementau pagi sore, bagaimana beras. bagaimana cabai. Ini gantian, dari beras kemudian ke cabai. Bawang sayur kedelai macam-macam,” kata Amran, di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (28/11/2016).
“Jadi kalau jadi Mentan harus ada jantung cadangan. Kalau tidak bisa di tengah jalan bisa hilang,” ujar Amran yang disambut tawa tamu yang hadir.
Terakhir kali dihubungi terkait persoalan pangan, kata Amran, adalah dua bulan lalu. Saat harga beras berhasil dikendalikan dan dijaga dalam jangan menengah.
“Terakhir dua bulan yang lalu, tekanan darah kami sudah turun karena tidak ditelepon Pak Menko lagi. Terima kasik Pak Menko pengertiannya,” terangnya.
Ini mungkin sesuai dengan kondisi Amran yang tengah dalam kondisi sakit. Ia bercerita, tadi malam masih terbaring sakit dengan infus di tangan. Namun pagi harinya sudah kembali bisa beraktivitas.
“Saya berdoa mudahan nanti kalau ada Mentan dari Kadin, supaya tahu bagaimana sulitnya mengatur waktu. Tadi subuh ditelepon. Sopan. Pak sudah sembuh Jadi yang ditanya saya bisa datang ke acara ini atau tidak, bukan penyakit saya,” kata Amran sambil bercanda kepada para pengurus Kadin Indonesia. (NOV)