JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah memberikan instruksi kepada para camat dan kepala desa agar terbuka dan bersilaturahmi dengan masyarakat. Selain itu mereka juga harus tahu masalah di wilayahnya.
“Sekarang saya banyak tahu ada masalah, bukan dari camat, tapi masyarakat langsung. Jangan nunggu didemo dan komplain baru kita bergerak. Sekarang camat harus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (12/12/2018).
Ia mengatakan hal itu saat melakukan rapat koordinasi dan pembinaan dengan 29 camat dan 326 kepala desa (kades) di Hotel Marbella, Kecamatan Anyer. Dalam rapat tersebut, Bupati Serang perempuan pertama ini juga memberikan sanksi kepada kades yang dianggap malas.
Sebelum memberikan sambutan dalam rapat, Tatu mengabsen seluruh camat dan kepala desa. Satu per satu kecamatan dipanggil ke depan, dan hasilnya sebanyak 90 kepala desa dan dua camat tidak hadir.
“Camat dan kepala desa yang tidak hadir menjadi catatan bagi kami, akan dievaluasi. Ada 87 kepala desa yang tidak ada keterangan. Sisanya tiga kepala desa, katanya sedang sakit dan kecelakaan. Nanti kita cek oleh dinas dan jika benar maka ada dispensasi,” imbuhnya.
Tatu menambahkan kepala desa yang tidak hadir dalam acara tersebut akan menjadi pertimbangan saat memberikan bantuan motor, bangunan kantor desa, mobil ambulans, dan tunjangan kepala desa.
“Empat poin bantuan tersebut akan berpengaruh kepada kepala desa yang tidak hadir. Padahal, bantuan tersebut akan diberikan pada 2019 dan kita akan evaluasi lagi,” tegasnya.
Camat dan kepala desa juga diinstruksikan membentuk forum di setiap desa. Forum tersebut punya tugas luas, selain mendata masalah di masyarakat. “Forum ini selain mendata, juga punya solusi menyelesaikan masalah kesehatan, kematian ibu dan bayi, masalah pengangguran, dan membudayakan gotong royong,” ujarnya.
Untuk masalah pendidikan, kata Tatu, Pemkab Serang sudah memberikan beasiswa untuk warga miskin dan program kejar paket atau kesetaraan. Soal ini, ia juga menginstruksikan camat untuk mengecek jumlah siswa putus sekolah dan berkoordinasi dengan dinas pendidikan.
“Memang sudah ada dana BOS, tetapi kebutuhan seragam, buku, dan transportasi siswa miskin, harus kita bantu. Intinya, tidak boleh ada siswa putus sekolah,” ujarnya.
Ia mengungkap, Pemkab Serang di tahun depan akan menggelar lomba desa bersih dan sehat. Lomba diadakan untuk mengukur tingkat kerajinan kepala desa dan camat. Akan ada penghargaan dan bantuan khusus bagi desa yang menjuarai lomba ini.
Tahun depan juga akan ada tujuh kecamatan yang secara mandiri mengelola persampahan dengan anggaran disediakn Pemkab Serang. Tujuh kecamatan itu yakni Kecamatan Kramatwatu, Anyer, Cinangka, Kragilan, Kibin, Cikande, dan Ciruas.
“Intruksi yang paling penting, camat harus tinggal di rumah dinasnya. Bagi yang tidak bisa, silakan angkat bendera putih, bikin pernyataan tidak sanggup, nanti akan kami evaluasi,” tegasnya.
Ia pun membeberkan capaian indeks pembangunan manusia (IPM), di Pemkab Serang yang telah membuahkan hasil. Menurutnya IPM Kabupaten Serang tahun 2016 sebesar 65,12 poin, meningkat pada tahun 2017 menjadi 65,60 poin. Peningkatan IPM sebesar 0,48 poin, merupakan terbesar ketiga setelah Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan.
“Jika kita bekerja secara serius, ternyata ada hasilnya. IPM ini harus terus kita kita tingkatkan,” ujarnya.
Menurut Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang, Rudi Suhartono mengatakan, rapat tersebut merupakan sarana peningkatan wawasan bagi camat dan kepala desa dalam proses pelayanan masyarakat dan pembangunan daerah. “Kegiatan ini untuk evaluasi agar pogram Pemkab sinergi dengan desa,” tuturnya. (MAD)