Paris –
Para pemimpin tujuh negara Eropa di Mediterania siap untuk mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Turki. Mereka ingin sanksi itu dijatuhkan jika Turki menghindari dialog tentang meningkatnya ketegangan di laut tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/9/2020) Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi tuan rumah bagi para pemimpin enam negara Uni Eropa lainnya, termasuk saingan regional Turki, Yunani, untuk pertemuan puncak di Corsica dengan harapan menemukan kesepakatan menjelang pertemuan puncak Uni Eropa berikutnya bulan ini.
Menunjukkan kembali kemarahannya terhadap Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan, Macron mengatakan sebelum KTT bahwa sekutu NATO itu tidak lagi menjadi mitra di Mediterania timur, dan bahwa rakyatnya “pantas mendapatkan sesuatu” yang berbeda dengan cara pemerintah berperilaku saat ini.
Prancis telah sangat mendukung Yunani dan Siprus dalam perselisihan yang berkembang dengan Turki atas sumber daya hidrokarbon dan pengaruh angkatan laut di Mediterania timur, yang telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih parah.
Setelah pembicaraan dengan para pemimpin Italia, Malta, Portugal, Spanyol, Yunani dan Siprus di resor Porticcio di luar ibu kota lokal Ajaccio, Macron mengatakan bahwa para pemimpin ingin terlibat kembali dalam dialog dengan Turki “dengan itikad baik “.
Tetapi pernyataan terakhir dari para pemimpin itu menjelaskan bahwa sanksi akan dibahas jika Turki gagal mengakhiri “tindakan konfrontasinya”.
“Kami menyesalkan bahwa Turki tidak menanggapi seruan berulang kali oleh Uni Eropa untuk mengakhiri kegiatan sepihak dan ilegal di Mediterania Timur dan Laut Aegea,” demikian pernyataan bersama para pemimpin Eropa tersebut.
“Kami mempertahankan bahwa tidak adanya kemajuan dalam melibatkan Turki ke dalam dialog dan kecuali Turki mengakhiri kegiatan sepihaknya, UE siap untuk mengembangkan daftar langkah-langkah pembatasan lebih lanjut,” kata para pemimpin.
Selanjutnya, masalah ini nantinya juga bisa dibahas di Dewan Eropa pada 24-25 September.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (06/09) meminta Uni Eropa untuk mengambil posisi “tidak memihak” di perselisihan timur Laut Tengah, di mana Turki terkekang dalam ketegangan yang meningkat dengan Yunani.
Erdogan mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel melalui sambungan telepon bahwa pendekatan UE akan menjadi ujian bagi hukum internasional dan perdamaian regional, kata sebuah pernyataan yang dirilis kantor Erdogan.
Presiden Turki “meminta Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk bersikap adil, tidak memihak, objektif dan bertindak secara bertanggung jawab atas masalah regional, khususnya timur Laut Tengah,” kata pernyataan itu.(VAN)