JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Terkait perkembangan kriteria tersebut, tidak ada kriteria fisik,” kata Jubir BNPT Irfan Idris di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Pusat, Jumat (18/2/2022).
Irfan menuturkan masyarakat tidak bisa terjebak dalam menentukan seseorang sebagai terduga teroris berdasarkan kriteria fisiknya. Dia menyinggung kasus Bom Bali hingga penembakan di masjid di Selandia Baru beberapa tahun silam.
“Kalau kita terjebak dengan kriteria fisik seperti Bom Bali, bagaimana dengan yang di New Zealand, yang menembak mati orang yang mau Jumatan. Tidak ada kriteria itu, jangan masyarakat terjebak pada simbol fisik. Karena kebetulan yang melakukan itu menggunakan simbol itu. Tidak bisa lantas semua yang berpakaian itu pasti teroris,” ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan tidak ada kriteria fisik tertentu bagi seseorang menjadi teroris. BNPT menyebut fisik seseorang tak bisa menjadi patokan bahwa orang tersebut terlibat dalam aktivitas terorisme.
Lebih lanjut, Irfan menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait lain untuk terus berupaya membuat masyarakat paham mengenai radikalisme dan terorisme. Bahkan, Idris menyebut teroris kini sudah mulai memasuki lembaga negara.
“Masyarakat harus kita cerdaskan. Tetapi kemudian jika diarahkan kepada aksi untuk menimbulkan dan menyuburkan penanaman ujaran kebencian dan penyebaran permusuhan di balik simbol itu, itu yang harus kita rumuskan bersama. Agar jangan ada stigma bahwa teroris ada simbol-simbolnya,” kata dia.(DON)