JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Gempa berkekuatan 5,0 SR yang mengguncang Indramayu hari ini disebut sebagai fenomena langka. Alasannya, gempa ini terjadi di kedalaman 662 km.
“Hasil analisis update BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M=5,3 dengan episenter terletak pada koordinat 5,11 LS dan 108,34 BT, tepatnya di Laut Jawa, pada jarak 119 km arah utara Kota Indramayu, Jawa Barat, pada kedalaman 662 km,” kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Sabtu (23/6/2018).
Daryono menyebut peristiwa ini sebagai deep focus. Menurutnya, gempa yang terjadi pada kedalaman lebih dari 300 km adalah fenomena langka.
“Gempa bumi dalam dengan hiposenter melebihi 300 km di Laut Jawa merupakan fenomena langka yang menarik, karena fenomena gempa semacam ini sangat memang jarang terjadi,” ujarnya.
“Meskipun peristiwa gempa deep focus dengan hiposenter yang dalam di utara Indramayu ini tidak berdampak, tetapi peristiwa ini sangat menarik untuk dicermati dalam konteks ilmu kegempaan atau seismologi,” sambungnya.
Dia juga menjelaskan soal penyebab gempa ini. Menurut Daryono, gempa ini disebabkan gaya tarikan lempeng ke arah bawah.
“Secara tektonik, zona Laut Jawa terletak di zona tumbukan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri karena di zona ini lempeng Indo-Australia menunjam dengan lereng yang menukik curam ke bawah lempeng Eurasia hingga di kedalaman sekitar 625 km. Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, maka gempa utara Indramayu ini terjadi karena dipengaruhi gaya gaya tarikan slab lempeng ke arah bawah (slab-pull gravity),” ujarnya.
Hal itu, menurutnya, menunjukkan masih aktifnya lempeng di Pulau Jawa. Khususnya, kata Daryono, di Jawa Barat.
“Dalam hal ini, gaya tarikan lempeng ke bawah (slabpull) tampak lebih dominan, dan dominasi gaya tarik lempeng ke bawah inilah yang memicu terjadinya gempa deep focus yang terjadi di Laut Jawa. Aktifnya deep-focus earthquake di Laut Jawa ini menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa proses subduksi lempeng di zona subduksi dangkal, menengah, dan dalam Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat, hingga kini masih sangat aktif,” pungkasnya. (MAD)