SLEMAN,khatulistiwaonline.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam rapat terbuka UGM di Grha Sabha Pramana. Dalam sambutannya dia bicara soal harapannya terhadap universitas.
Presiden Jokowi memasuki ruang sekitar pukul 09.28 WIB, yang sebelumnya dijemput langsung oleh Rektor UGM, Prof Ir Panut Mulyono, M Eng, D Eng.
Saat Jokowi masuk ruang rapat terbuka, sejumlah peserta langsung berdiri menyambut orang nomor satu di negeri ini. Setelahnya Presiden Jokowi duduk di podium utama Grha Sabha bersama jajaran Senat UGM. Lalu, dilantunkan lagu kebangsaan Indonesia raya.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan soal meningkatkan berbagai perkembangan yang sangat cepat di berbagai bidang. Baik itu perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, industri dan perkembangan di sektor-sektor lainnya.
“(Perkembangan) Ini harus direspon oleh perguruan tinggi,” kata Jokowi, Selasa (19/12/2017).
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan agar perguruan tinggi ikut berpartisipasi dalam meningkatkan jumlah enterpreneur arah wirausahawan. Karena jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat rendah.
“Yang harus ditingkatkan adalah para enterpreneur, para wirausahawan. Yang akan membangun nilai tambah. Namun yang sangat disayangkan semangat kewirausahaan kita masing sangat rendah” ungkapnya.
Rektor UGM, Panut menambahkan komitmen UGM sebagai pemandu peradaban baru di Indonesia di era sekarang ini. UGM, kata Panut, akan berupaya mengantisipasi berbagai tantangan bangsa lewat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Sebagai balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan UGM hadir dan menjadi bagian dari realitas masyarakat. UGM harus menuntun masyarakat mencari mata air ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang tiada habisnya untuk dikembangkan,” kata Panut, Selasa (19/12/2017).
Panut melanjutkan, pendidikan yang dijalankan di UGM juga bertujuan untuk mewujudkan cita-cita yang mulia. Termasuk menumbuhkan semangat baru seperti nasionalisme, tentunya dengan mengedepankan semangat keberagaman atau kebhinekaan bangsa.
Sementara Sekretaris Dewan Guru Besar UGM, Prof. Koentjoro, dalam pidatonya menerangkan bahwa perguruan tinggi secara historis merepresentasi perjuangan kebangsaan Indonesia. Peran ini lah yang selama ini tetap diperjuangkan UGM.
“Konsistensi UGM menjalankan dan menjaga praktik kewarganegaraan yang merengkuh merupakan sebuah keniscayaan, untuk terus membela Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan oleh Proklamasi 17 Agustus 1945 dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan,” tutupnya. (NGO)