JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Ketum PBNU Saiq Adil Siroj bertemu Kapolri Jenderal Idham Azis di kantor PBNU, Jakarta Pusat. Said menekankan teroris hingga koruptor merupakan musuh bersama.
Idham Azis tiba di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019) pukul 15.52 WIB. Dia didampingi sejumlah jajarannya seperti Kadiv Propam Polri Irjen Listyo Sigit Prabowo hingga Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal.
Said mengatakan NU bersama Polri selalu bergandengan tangan bersama-sama memperkuat civil society, struktur sosial, kebersamaan masyarakat hingga empat pilar yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang Dasar 1945. Said menegaskan kunjungan Kapolri ini merupakan tradisi.
“Jadi bukan barang baru, Pak Tito (Tito Karnavian) juga begitu diangkat menjadi Kapolri sejak Kapolda juga sering ke sini, dulu Pak Sutarman juga, Pak Timur (Pradopo). Alhasil, negara besar seperti apapun kuat seperti apapun harus memperkuat kekuatan civil society,” kata Said.
Tanpa memperkuat civil society, lanjutnya, maka struktur sosial akan rapuh seperti di Timur Tengah yang tidak memiliki struktur sosial, yang ada cuma suku dan parpol. Sementara di Indonesia, ada struktur sosial seperti NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Ormas-ormas tersebut non-politik praktis tapi politik kebangsaan.
“Oleh karena itu selama NU dan ormas-ormas lain bersama-sama polisi insyallah negara akan aman, damai dan tentram karena musuh bersama kita adalah teroris, narkoba, dan lain-lain, koruptor juga dan paling ngeri narkoba. Sampai ke SD sampai ke kampung-kampung ini harus bergandengan tangan antara semua pihak terutama kita kelompok NU ulama dengan berbagai badan otonom, Muslimat, Fatayat, Ansor, dan seterusnya,” ujarnya.
Karena itu, Said menjelaskan kunjungan Kapolri ke PBNU untuk menindaklanjuti kerja sama dan meneruskan tradisi yang sudah berjalan. Said juga mengapresiasi TNI-Polri yang dalam mengamankan dan mensukseskan pileg maupun pilpres.
“Tidak ada di dunia ini pileg dan pilpres yang seramai di Indonesia. Tidak ada lagi di negara Islam lain. Tapi kita lalui dengan damai dan aman. Berkat kita selalu bersama-sama polisi, kita dari pihak Nahdlatul Ulama tidak menginginkan adanya keributan dan kegaduhan dan alhamdulillah tantangan itu sudah kita lalui. Dan nanti tahun 2020 pilkada bersama ya September 2020, insyaallah bisa kita lewati dengan baik” pungkasnya.(DON)