PEKANBARU,KHATULISTIWAONLINE.COM
Babi hutan asal Sumetera diklaim menyeberangi Selat Malaka hingga menyeberang ke negeri jiran. Klaim Malaysia dianggap para aktivis hewan lucu dan mengada-ada.
“Saya menilai klaim Malaysia lucu ya, belum ada bukti ilmiah yang bisa mereka paparkan secara detail. Babi memang bisa berenang, tapi kemampuannya menyeberangi Selat Malaka ini yang jadi tanda tanya besar. Lucu saja sih klaim Malaysia itu,” kata Koordinator Rimba Satwa Foundation (RSF), Zulhusni dalam perbincangan, Jumat (6/9/2019).
Aktivis RSF ini saat ini lagi melakukan pemantauan harimau di kawasan konservasi Senepis di Dumai, Riau. Kawasan hutan Senepis ini persis berada di bibir pantai timur Pulau Sumatera wilayah Riau.
“Kita saat ini melakukan monitoring di kawasan konservasi Senepis, posisinya berhadapan langsung ke Selat Malaka. Selama kita bertugas, belum pernah melihat ada babi bermain di pantai, apa lagi sampai berenang di Selat Malaka,” kata Zul.
Menurut Zul, di kawasan konservasi Senepis banyak terdapat babi hutan. Babi hutan ini umumnya hanya mencari makan sekitar 1 Km mendapatkan pantai.
“Di pantai kami belum pernah jumpa babi,” kata Zul.
Husni menjelaskan, Pulau Rupat di Riau merupakan pulau terdepan yang paling dekat dengan Malaysia. Di Pulau Rupat terdapat banyak babi hutan.
“Walau Pulau Rupat banyak babi, tapi kita juga belum pernah dapat kabar ada babi dari Rupat menyeberangi Selat Malaka hingga ke Malaysia,” kata Zulhusni.
Senada juga disampaikan Humas WWF Indonesia di Riau, Syamsidar. Selama ini jaringan aktivis internasional ini belum pernah menerima laporan adanya babi dari Sumatera menyeberangi Selat Malaka hingga ke Malaysia.
“Selama ini sih kami belum pernah tahu atau menerima informasi kalau babi Sumatera menyeberangi Selat Malaka hingga ke Malaysia,” kata Syamsidar.
Informasi yang pernah diterima WWF, kata Syamsidar, ada kangguru dari Australia mampu berenang hingga ke Papua.
“Nah kalau satwa darat Sumatera sampai menyeberangi Selat Malaka ke Malaysia, kami sama sekali belum pernah mendapatkan informasi itu dari jaringan aktivis,” tutup Syamsidar.(NOV)