MANILA,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Gedung Putih, tahun depan. Duterte mengklaim Trump menyebut Filipina memberantas narkoba dengan cara yang benar.
Pernyataan tim transisi Trump, seperti dilansir Reuters, Sabtu (3/12/2016), menyebut Duterte menelepon Trump pada Jumat (2/12) malam untuk memberikan selamat kepada Presiden AS ke-45 itu. Namun pernyataan tim transisi Trump tidak menyebut soal undangan ke Gedung Putih.
“(Keduanya) Menekankan sejarah panjang persahabatan dan kerja sama antara kedua negara, dan sepakat bahwa kedua pemerintah terus melanjutkan kerja sama secara erat dalam persoalan yang menjadi kepentingan dan keprihatinan bersama,” terang tim transisi Trump dalam pernyatananya.
Dalam keterangan terpisah via pesan singkat kepada wartawan setempat, penasihat khusus Duterte, Christopher Go menyebut percakapan kedua tokoh itu berlangsung sekitar 7 menit. Go menyebut percakapan telepon itu sangat mendalam dan penuh penjiwaan.
Video yang dirilis kantor kepresidenan Filipina menunjukan Duterte sedang tertawa saat bercakap via telepon dengan Trump. Beberapa saat kemudian, Duterte menyebut Trump akan menjadi ‘presiden AS yang baik’.
Secara terpisah, dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (3/12), Duterte menyebut percakapan via telepon dengan Trump itu juga menyinggung soal kebijakan kontroversial Filipina dalam memberantas narkoba. Sejak Juni, sekitar 4.800 orang tewas dalam operasi memerangi narkoba dan kriminal di Filipina.
“Dia (Trump-red) cukup sensitif terhadap kekhawatiran kita soal narkoba. Dan dia mendoakan saya sukses… dalam kampanye saya dan dia mengatakan bahwa… kita melakukannya sebagai negara berdaulat, dengan cara yang benar,” sebut Duterte dalam pernyataannya seperti dilansir AFP.
Kebijakan Duterte untuk memerangi narkoba dan kriminal memicu gelombang kritikan dunia, termasuk dari Presiden AS saat ini, Barack Obama. Pada September lalu, Obama mendorong Duterte untuk melakukan kampanye pemberantasan narkoba dengan ‘cara yang benar’.
Komentar Trump soal kebijakan pemberantasan narkoba Filipina itu jelas bertolak belakang dengan seruan Obama. Beberapa waktu lalu, Duterte menyatakan keyakinannya bahwa dia akan bisa akrab dengan Trump. Duterte yang sebelumnya keras dan kritis terhadap AS, berbalik mengaku ingin menjalin hubungan baik dengan AS di bawah Trump.
Dalam pernyataannya, Duterte juga menyebut dirinya diundang berkunjung ke New York dan Washington DC oleh Trump. Duterte balik mengundang Trump untuk hadir dalam acara KTT kawasan yang digelar Filipina, tahun depan. “Jika ada saya di sekitarnya, dia ingin diberitahu keberadaan saya,” ucapnya. (NOV)