Teheran –
Bentrokan pecah di Universitas Teheran, Iran saat digelarnya unjuk rasa memprotes aturan wajib berhijab di kampus tersebut. Bentrokan terjadi antara mahasiswa yang memprotes aturan itu dengan mahasiswa yang mendukung.
Seperti dilaporkan kantor berita ISNA dan dilansir AFP, Selasa (14/5/2019), bentrokan antar mahasiswa Iran itu terjadi pada Senin (13/5) waktu setempat. Laporan ISNA menyebut polisi moral sempat masuk kampus Universitas Teheran untuk memperingatkan para mahasiswi agar mematuhi aturan wajib berhijab.
“Sejumlah mahasiswa berkumpul… mengklaim bahwa polisi moral dan pasukan keamanan telah masuk ke dalam universitas,” sebut ISNA dalam laporannya.
ISNA dalam laporannya menyebut bahwa wakil presiden urusan budaya di kampus tersebut sempat berusaha untuk berbicara kepada para mahasiswa yang bentrok, namun dihalang-halangi.
Dalam pernyataannya, Majid Sarsangi selaku wakil presiden urusan budaya, menyangkal adanya polisi moral atau pasukan keamanan yang masuk ke kompleks Universitas Teheran. Dia menegaskan bentrokan terjadi antara dua kelompok mahasiswa yang berbeda pandangan soal aturan wajib berhijab.
“Dua kelompok mahasiswa dengan pandangan dan gagasan yang saling bertentangan, sangat disayangkan saling bentrok saat kami berusaha menenangkan para mahasiswa yang marah,” tutur Sarsangi dalam pernyataannya.
Pernyataan para mahasiswa yang dirilis ISNA menyebut unjuk rasa itu dimaksudkan untuk memprotes metode pemaksaan yang diterapkan terkait aturan berhijab. Para mahasiswi setempat disebut menjalani ‘pemeriksaan ketat saat masuk ke dalam universitas’.
“Penerapan satu jenis pakaian pada para mahasiswa… jelas merupakan pelanggaran hak asasi mereka,” demikian pernyataan para mahasiswa Universitas Teheran.
Laporan terpisah kantor berita Iran lainnya, Fars News Agency, menyebut bentrokan pecah saat mahasiswa yang berunjuk rasa meneriakkan slogan yang disebut sebagai ‘slogan yang melanggar hukum’ oleh kelompok mahasiswa yang mendukung aturan berhijab itu.
“Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang aturan berpakaian dan kewajiban berhijab,” sebut Ali Tolouie selaku Kepala Organisasi Mahasiswa Basij pada Universitas Teheran, kepada Fars News Agency. Tolouie menilai pernyataan para mahasiswa yang berunjuk rasa ‘menunjukkan bahwa mereka menentang Islam’.
Tidak ada laporan korban jiwa maupun penangkapan dalam bentrokan ini.
Aturan wajib berhijab diberlakukan di seluruh wilayah Iran usai revolusi tahun 1979 silam. Setiap wanita Iran wajib berpakaian sopan dan menutup diri dengan hijab. Setiap tahun, khususnya saat bulan suci Ramadhan, otoritas Iran semakin tegas dalam menerapkan aturan wajib berhijab.(ADI)