Amsterdam –
Otoritas Belanda mengusir dua terduga mata-mata Rusia yang berkedok sebagai diplomat. Pengusiran ini dilakukan setelah Belanda berhasil membongkar jaringan mata-mata Rusia yang menargetkan industri teknologi canggih.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/12/2020), Badan Intelijen dan Keamanan Belanda (AIVD) menuturkan bahwa para agen dari dinas intelijen sipil SVR membangun jaringan sumber yang ‘substansial’ yang bisa merusak kepentingan nasional Belanda.
Otoritas Rusia menyebut pengusiran oleh Belanda itu sebagai langkah ‘provokatif’ dan menyatakan akan membalasnya. Kasus ini berpotensi semakin memperburuk hubungan antara Belanda dan Rusia yang membeku sejak ditembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17 tahun 2014 lalu.
Dijelaskan AIVD dalam pernyataannya bahwa pihaknya ‘baru-baru ini membongkar jaringan spionase’ yang melibatkan dua warga Rusia. Keduanya disebut sebagai diplomat terakreditasi di Kedutaan Besar Rusia di Den Haag.
Salah satu warga Rusia itu, menurut AIVD, menargetkan orang-orang yang bekerja di sektor teknologi tinggi Belanda, terutama perusahaan yang mengurusi kecerdasan buatan, semikonduktor dan nanoteknologi, untuk digunakan dalam penerapan sipil maupun militer.
“Beberapa individu dibayar oleh agen intelijen sebagai imbalan untuk informasi (yang diberikan),” sebut Dinas Intelijen Belanda.(DAB)