New York –
Amerika Serikat (AS) meminta Dewan Keamanan (DK) PBB menggelear pertemuan untuk membahas krisis di Venezuela. Permintaan itu disampaikan AS setelah mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai penjabat presiden Venezuela.
Dilansir dari AFP, Jumat (25/1/2019) perwakilan AS untuk PBB mengatakan mereka meminta agar dewan mengadakan sidang terbuka pada Sabtu pagi. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo diperkirakan akan hadir.
Pompeo sebelumnya memperingatkan presiden Venezuela Nicolas Maduro agar tidak menggunakan kekerasan terhadap para demonstran. Dia juga menyerukan dukungan internasional yang lebih kuat bagi penjabat presiden.
AS telah memenangkan dukungan untuk dari sekitar selusin negara Amerika Latin termasuk Brasil, Argentina dan Kolombia dalam tindakannya tersebut. Prancis dan Inggris, yang termasuk di antara lima anggota tetap DK PBB, juga mempertanyakan legitimasi Maduro.
Sementara itu, Rusia dan Cina telah menyatakan dukungan pada Maduro. Para diplomat PBB mengatakan Rusia mungkin akan mencoba untuk memblokir pertemuan dengan menyerukan pemungutan suara prosedural, dengan alasan bahwa Venezuela tidak ada dalam agenda dewan. Meksiko, Kuba, dan Bolivia juga menjanjikan dukungan untuk Maduro.
Presiden AS Donald Trump mengakui Guaido, ketua parlemen Venezuela, sebagai presiden Venezuela. Pada pertemuan khusus Organisasi Negara-negara Amerika di Washington, Pompeo memperingatkan Maduro bahwa waktu untuk berdebat telah selesai dan menyebut pemerintahan Maduro tidak sah.
Duta Besar Afrika Selatan untuk PBB, Jerry Matjila, mengatakan pihaknya akan mendengarkan apa yang dikatakan Mike Pompeo, tetapi dia juga menyebut takmungkin dewan bisa menyepakati posisi terpadu. Afrika Selatan, anggota dewan tidak tetap, menganggap Maduro sebagai presiden yang sah. (ADI)