Washington –
Militer Amerika Serikat dilaporkan khawatir akan kemungkinan ancaman dari stasiun luar angkasa yang dikelola China di Argentina. Bulan lalu, Beijing menggunakan stasiun itu untuk mendaratkan pesawat antariksa tak berawak ke sisi jauh bulan.
Pejabat-pejabat senior militer AS mengkhawatirkan China bisa menggunakan stasiun terpencil yang berlokasi di gurun pasir Patagonia itu, untuk menembak jatuh satelit-satelit Amerika dan sekutu. Demikian dilaporkan Foreign Policy seperti dilansir media Press TV, Sabtu (9/2/2019).
Dalam kesaksian di depan Kongres AS pada Kamis (7/2) waktu setempat, Laksamana Craig Faller yang baru terpilih sebagai kepala Komando Selatan AS, mengingatkan bahwa Beijing dengan cepat memperluas jangkauannya di Amerika Selatan, wilayah yang telah dikenal sebagai halaman belakang Amerika Serikat.
Faller secara spesifik menyebut fasilitas antariksa milik China di Argentina itu sebagai ancaman. Stasiun antariksa tersebut mulai beroperasi pada April 2018 lalu, dan memainkan peran penting dalam pendaratan pesawat antariksa China di sisi jauh bulan pada Januari lalu.
Para pejabat militer dan intelijen Amerika Serikat telah mengawasi dengan cermat kompleks seluas 200 hektar itu. China telah memasang antena 16 lantai yang kuat di stasiun tersebut, yang juga dipasangi pagar kawat berduri setinggi 8 kaki.
Pemerintah China telah menegaskan bahwa pihaknya menggunakan fasilitas itu untuk observasi luar angkasa sipil dan proyek-proyek eksplorasi.
Dalam sebuah statemen, Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa stasiun antariksa tersebut terbuka untuk publik dan media. Kementerian pun menuding pihak-pihak yang mempertanyakan operasi stasiun tersebut memiliki “motif-motif tersembunyi.”
Militer China, People’s Liberation Army (PLA) mengendalikan program antariksa China. Stasiun antariksa di Patagonia dikelola oleh China Satellite Launch and Tracking Control General (CLTC), yang melapor langsung ke PLA.(RIF)