JAKARTA,KHATULISTIWAONLINE.COM
Cawapres Ma’ruf Amin menghadiri apel akbar Barisan Pengawal Ulama dan pelantikan Pasukan Pengawal Pendamping Pemilih Tempat Pemungutan Suara (P4/TPS). Ma’ruf mengatakan P4/TPS perlu dibentuk untuk mengantisipasi munculnya intimidasi saat pemilihan.
Pembacaan maklumat itu dipimpin oleh Ketua Umum Barisan Pengawal Ulama, Ansori di Lapangan PIK Penggiringan, Cakung Jakarta, Timur, Sabtu (23/3/2019). Ansori mengatakan mengawal ulama adalah perintah Allah.
“Kami, barisan pengawal ulama menyatakan bahwa persatuan dalam konsepsi para ulama merupakan perintah Allah. Bersatu adalah rahmat bercerai-berai adalah azab. Ini adalah landasan keagamaan para ulama,” ujar Ansori saat membacakan maklumat.
Dikatakan Ansori, Barisan Pengawal Ulama terdiri dari beberapa ormas se-Jabodetabek, salahnya Forum Betawi Rempug (FBR). Selain mengawal ulama mereka juga membentuk Pasukan Pengawal Pendamping Pemilih di TPS Penggiringan, Cakung agar terhindar dari konflik pada saat pemilihan.
“Barisan pengawal ulama siap menciptakan situasi yang kondusif menjaga kebersamaan dan mengajak masyarakat untuk mensukseskan pemilu 2019 yang damai dan demokratis,” lanjutnya.
Mendapat dukungan dan pengawalan itu, Ma’ruf Amin memberikan apresiasi. Menurutnya gerakan itu merupakan aksi dari masyarakat untuk mendukung ulama.
“Saya berterima kasih kepada Barisan Pengawal Ulama yang telah membentuk P4/TPS. Ini spontanitas masyarakat kelompok tersendiri menamakan Barisan Pembela Ulama untuk mengawal para pemilih dan melindungi para pemilih,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya.
Eks Rais Aam PBNU itu mengatakan ada isu akan ada intimidasi pada saat pemungutan suara pada 17 April nanti. Masyarakat pun bereaksi atas isu itu.
“Sebab ada isu-isu akan ada intimidasi, akan ada menghalangi orang supaya tidak memilih, dan juga ada upaya-upaya melakukan tekanan. Karena itu nampaknya masyarakat ini langsung bereaksi sendiri membentuk pasukan sendiri yaitu pasukan pengawal dan pendamping pemilih menurut istilah mereka yang hari ini TPS,” lanjutnya.
Ma’ruf berharap gerakan pengawal pemilih di TPS dapat ditiru oleh masyarakat luas. Sehingga, dapat meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pemilihan umum dan mengurangi jumlah golput.
“Ini saya kira inisiatif masyarakat, kita berharap kelompok masyarakat seperti itu supaya bisa tumbuh di mana-mana, supaya partisipasi para pemilih cukup besar. Jangan sampai melahirkan golput-golput atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ketua MUI non aktif itu juga meminta kepada Barisan Pengawal Ulama untuk mengamankan pemilu supaya tidak terjadi gesekan antara pemilih. Ditambahkan Ma’ruf, pendekatan dan pendidikan terhadap pemilih sangat perlu dilakukan agar terciptanya pemilu damai.
“Tentu harus diamankan supaya tak terjadi gesekan. Yang penting mereka lakukan adalah persuasif dan edukatif. Kita harapkan mereka tidak lakukan tindakan kekerasan. Kemudian pencegatan, tapi melindungi masyarakat dan memberikan pemahaman-pemahaman supaya mereka ikut dalam Pilpres yang akan datang menyampaikan suaranya,” tuturnya.
Maklumat Barisan Pengawal Ulama turut dihadiri oleh tokoh masyarakat Penggilingan Cakung, Ustaz Udin Muim, Ustaz Abdul Razak, Forum Betawi Rempug (FBR). Setelah menghadiri Maklumat Barisan Pengawal Ulama, Ma’ruf akan melanjutkan safari politik ke PWNU Banten.(DON)