JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Sri Mulyani mengatakan, peralihan penggunaan energi fosil dalam pembangkit listrik ke sumber energi yang ramah lingkungan perlu biaya besar. Salah satunya adalah melalui kebijakan Energy Transition Mechanism (ETM) yang telah diinisiasi dan dicanangkan oleh Indonesia bersama Bank Pembangunan Dunia (Asian Development Bank/ADB).
Sri Mulyani dan Yellen sepakat menggarisbawahi bahwa konsekuensi isu geopolitik masih terjadi menjadi penyebab krisis pangan dan energi yang sedang terjadi. Hal ini mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan oleh konflik di Ukraina menjadi salah satu pemicu terus melambungnya harga energi dunia, dan menyebabkan munculnya tantangan pada perekonomian global.
“Penanganan krisis pangan dan energi di dunia harus diakselerasi karena sejatinya siapapun berhak untuk mengakses makanan dan energi secara terjangkau,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen di sela rangkaian acara Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank G20 (3rd Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) di Bali. Keduanya membahas isu-isu energi dan lingkungan, serta kebijakan negara masing-masing terkait isu tersebut. (dtk/DON)