Beirut –
“Serangan Turki meninggalkan delapan pejuang kami yang bertanggung jawab untuk melindungi kamp,” kata Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AFP, Jumat (25/11/2022).
Al-Hol menjadi rumah bagi lebih dari 50 ribu orang, kamp terbesar bagi orang-orang terlantar yang melarikan diri setelah SDF memimpin pertempuran yang mengusir pejuang kelompok negara Islam dari potongan terakhir wilayah Suriah pada tahun 2019.
SDF, tentara de-facto Kurdi di timur laut Suriah, memperingatkan bahwa kerabat jihadis mungkin mencoba melarikan diri dari kamp tersebut. Di antara para tahanan Al-Hol terdapat lebih dari 10.000 orang asing dari puluhan negara. Kamp yang penuh sesak juga merupakan rumah bagi pengungsi Suriah, dan pengungsi Irak.
Ankara meluncurkan kampanye serangan udara di beberapa bagian Irak dan Suriah pada Minggu (20/11) sebagai bagian dari Operasi Claw-Sword, menyusul pemboman di Istanbul pada 13 November yang menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya.
Turki menyalahkan pemboman itu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. Kelompok Kurdi membantah terlibat dalam serangan Istanbul.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sejak Minggu, serangan udara Turki di Suriah telah menewaskan 35 pejuang Kurdi, 23 tentara Suriah, dan seorang jurnalis kantor berita Kurdi. (DAB)