JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Calon Gubernur Banten, Airin Rachmi Diany membantah tudingan bahwa dirinya sebagai bagian dari dinasti politik di Banten. Dengan tegas, Airin mengatakan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal keturunan, tetapi juga tentang pengetahuan, kemampuan, dan kemauan keras. “Kepemimpinan itu bukan hanya keturunan dan kewarisan, tapi bagaimana pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan kerasnya kemauan sama tujuan kita, tekad kita,” ujar Airin dalam satu acara di Jakarta belum lama ini.Ia juga menegaskan perjalanan politiknya tidak semata-mata berjalan mulus hanya karena latar belakang keluarga.
Menurutnya, menjadi pemimpin membutuhkan tekad yang kuat dan kegigihan dalam menghadapi tantangan. “Kalau saya belum apa-apa sudah nyerah, mungkin saya enggak duduk di sini, enggak jadi bakal calon,” lanjutnya. Tudingan bahwa Airin merupakan bagian dari dinasti politik di Banten sering kali dikaitkan dengan hubungan keluarganya.
Airin merupakan istri dari Tubagus Chaeri Wardana, atau Wawan, yang merupakan adik kandung Ratu Atut.Sedangkan Ratu Atut Chosiah adalah mantan Gubernur Banten yang memimpin selama dua periode (2007–2014) sebelum tersandung kasus korupsi.
Wawan dan Ratu Atut merupakan anak putra dari sang jawara Banten bernama Chasan Sochib. Nama Chasan sudah moncer dari zaman Orde Baru. Pada 1967, Chasan sudah menjadi penyuplai kebutuhan logistik tentara Divisi Siliwangi.Chasan juga ditetapkan sebagai pemimpin tak formal yang berafiliasi dengan Golkar.
Menanggapi tudingan bahwa Airin adalah bagian dari dinasti di Banten, Praktisi Hukum dan Pemerhati Pembangunan, Dr.Edward M.Sihombing,S.H.,MBA.MH.CIM kepada Khatulistiwa online, Jumat (13/9/2024) malam dengan tegas mengatakan, pejabat yang duduk dalam suatu pemerintahan yang banyak atau masih hubungan keluarga menurut hukum tidak ada yang dilanggar.
“Sebab hampir semua lini manusia melakukan hal tersebut.Bisa diperhatikan dan dilihat, apakah UU melarangnya dan atau adakah hukuman yang menyatakan hal tersebut,” kata Edward Sihombing.Masih menurut Edward Sihombing, jika calon Gubernur Banten, DR. Airin dinyatakan melakukan praktik dinasti, hal itu sangat berbahaya, sebab beliau sudah melewati semua masalah tersebut dengan membuktikan dirinya selama dua periode sebagai Walikota Tangerang Selatan ( Tangsel) dan juga lolos sebagai anggota DPR RI 2024-2029.
“Coba diperiksa satu persatu pejabat di Indonesia, apakah mereka mengadopsi praktik dinasti?Politik dinasti itu berkembang dan berjalan sejak dari jaman dahulu. Dinasti politik tidak bisa dilihat hanya sebatas hitam dan putih saja, harus melihat kasus yang terjadi. Kita tidak bisa langsung melarang, kasihan dengan mereka yang ingin mengabdi untuk negara,” ujar Edward Sihombing. (JRS)