SUMEDANG, KHATULISTIWAONLINE.COM
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang kompleks di kalangan masyarakat. Tidak hanya bagi masyarakat perkotaan saja tapi juga di pedesaan.
Selama ini banyak pengolahan sampah yang sudah berjalan, baik berupa Bank Sampah atau pengumpulan sampah lainnya.Pada dasarnya semua bertujuan sama, yakni untuk mengurangi polusi lingkungan yang diakibatkan pembuangan sampah yang sembarangan.
Di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan misalnya, atau tepatnya di DesaSukajaya juga tidak lepas dari masalah sampah, baik sampah dari hasil rumah tangga masyarakat maupun dari kegiatan usaha yang hampir setiap harinya menyetok Sampah Desa.
Dengan semakin sempitnya lahan kosong dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah secara benar menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sampah semakin menumpuk.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Pemuda Desa Sukajaya yang di wadahi Karang Taruna ” BHAKTI TANDANG “berinisiatif mencari solusi akan masalah sampah yang kian hari semakin memprihatinkan.Kegiatan pengelolaan Sampah Desa Sukajaya resmi dimulai pada awal bulan Desember 2018 lalu.
Ketua pengelolaan sampah Sinar Medal Gerakan Peduli Sampah ( GPS ) Desa Sukajaya, Ahmad Eka Nugraha di dampingi oleh Bendaharanya,Caca Ruswandi kepada Wartawan, Rabu (30/3/2022) saat ditemui di tempat pengelolaan/pengolahandan daur ulang sampah rumah tangga tersebut berlokasi di RW 03 Desa Sukajaya mengatakan, kegiatan itu awalnya studi pengabdian yang bertujuan untuk memberi stimulus kepada masyarakat, khususnya Karang Taruna sebagai pelaku utama dalam pelestarian lingkungan melalui pengolahan sampah bagi Masyarakat Desa.
“Awalnya dari pergerakan kecil, berkeliling dari rumah ke rumah, sekaligus memberikan edukasi bagaimana untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Kami sudah tiga tahun lebih mengelola sampah yang diproses jadi pupuk kompos, pelan tapi pasti menunjukkan hasil positif baik secara ekonomi maupun dari sisi kebersihan, ” ujar Eka yang juga Sekjen Karang Taruna Bhakti Tandang itu.
Dikatakan, saat ini sudah punya bangunan, dan sementara ini wilayah yang mengikuti area kegiatan ada 4 RW dengan total penanganan kurang lebih sekitar 200 pelanggan yang pengambilannya seminggu sekali.
“Terkumpul 4 sampai 5 ton sampah, kami kelola dipilah untuk sampah organik terlebih dahulu diproses agar bisa menjadi pupuk kompos yang bermanfaat serta memiliki nilai ekonomis,” ungkapnya.
Selanjutnya Eka menuturkan, dalam setiap pengambilan sampah pihaknya menarik retribusi sebesar Rp 3000 per pelanggan untuk biaya transfortasi, biaya operasional pengelola serta hasil dari retribusi tersebut disisipkan untuk membantu kegiatan sosial warga.
“Harapan kami sebagai pengelola sampah kepada Pemdes dan BPD Desa Sukajaya dapat terjalin kerjasama melakukan pembenahan dan menyusun kebijakan yang bijaksana regulasi/Perdes tentang pungutan atau tagihan pengelolaan sampah agar tidak ada anggapan pungli ( pungutan liar ).
Namun upaya kami dari sejak mulainya kegiatan ini belum ada tindaklanjut, padahal respon masyarakat dalam penanganan sampah sangat baik,” ujarnya. (WAH)