Texas –
Korban tewas akibat badai Harvey di Texas, Amerika Serikat (AS), bertambah menjadi tujuh orang. Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat banjir yang dipicu badai kuat ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (29/8/2017), personel Garda Nasional, polisi, petugas penyelamat serta warga sipil terlibat dalam upaya penyelamatan ratusan orang yang masih terjebak banjir di Houston dan sekitarnya. Mulai dari helikopter, kapal hingga truk besar digunakan dalam upaya ini.
Badai Harvey disebut sebagai badai paling dahsyat yang menerjang Texas dalam lebih dari 50 tahun terakhir. Badai ini pertama menerjang wilayah pantai Texas, dekat Corpus Christi — 354 kilometer dari Houston — pada Jumat (25/8) waktu setempat.
Dampak dari badai yang membawa angin kencang dan hujan deras ini masih jauh dari berakhir. Dinas Prakiraan Cuaca Nasional (NWS) baru saja merilis sejumlah peringatan banjir di beberapa area Texas.
Presiden AS Donald Trump menghadapi bencana alam terbesarnya sejak dia menjabat pada Januari lalu. Pekan ini, Trump menandatangani pernyataan bencana untuk negara bagian Texas dan Louisiana. Ini berarti dia mengaktifkan upaya dan bantuan pemulihan bencana secara federal.
Dituturkan juru bicara kantor koroner Distrik Harris, Tricia Bentley, sedikitnya enam orang di wilayahnya tewas akibat badai ini. Salah satu korban tewas merupakan seorang pria yang rumahnya dilanda kebakaran saat badai Harvey menerjang pada Jumat (25/8) malam waktu setempat.
Satu korban tewas lainnya adalah seorang wanita lanjut usia yang nekat mengemudikan mobilnya menerjang genangan banjir di jalanan kota Houston.
Ditambahkan otoritas pemeriksa medis setempat, satu korban lainnya tewas di distrik tetangga, Distrik Montgomery. Korban yang seorang wanita berusia 60 tahun itu tertimpa pohon yang tumbang dan menimpa rumahnya. Wanita itu sedang tidur saat insiden ini terjadi.
Otoritas kota Houston menyebut, sedikitnya 5.500 orang telah berada di kamp-kamp pengungsian hingga Senin (28/8) pagi waktu setempat. Sedangkan Direktur Badan Penanggulangan Darurat Federal (FEMA), Brock Long, memperkirakan akan ada sekitar 30 ribu warga yang mengungsi. (ADI)