TOKYO –
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut beberapa kelompok teroris di Indonesia yang sedang diburu polisi lari ke Filipina Selatan. Merebaknya konflik di Marawi, salah satunya dipicu oleh banyaknya peredaran senjata di sana.
“Indonesia, kita korban daripada itu. Kalau ada kelompok radikal dicari di Indonesia, atau diburu, itu lari ke Filipina,” ujar JK di sela-sela kunjunganya di Jepang, Senin (5/6/2017).
Soal konflik di Filipina Selatan, JK mengatakan konflik di Marawi antara milisi dan pihak pemerintah merupakan konflik lama. Menurutnya, ada dua kesulitan yang membuat konflik di Filipina Selatan semakin berlarut-larut.
Salah satu penyebabnya adalah banyaknya faksi milisi seperti kelompok Abu Sayyaf, MILF (Front pembebeasan Islam Moro), dan kelompok komunis.
“Jadi selesai satu, satu tidak selesai. Itu selalu terjadi sejak dulu. Kedua, di sana terlalu banyak senjata. semua orang punya senjata,” ucapnya.
Banyaknya peredaran senjata di wilayah itu menyebabkan sulitnya dilakukan gencatan senjata. Masalah lainnya yang timbul adalah keberpihakan beberapa komunitas masyarakat kepada kelompok-kelompok milisi.
“Tapi Duterte kelihatan tegas kita harap dia konsisten,” harap JK.
Secara pribadi, JK mengakui pernah dilibatkan untuk menyelesaikan konflik di Filipina Selatan. Dia menyebut beberapa kali bertemu dengan tim perdamaian Filipina.
“Saya tanya ada berapa senjata di masyarakat? Ada sejuta. bagaimana caranya ada seize fire kalau ada sejuta senjata di publik,” ujarnya. (ADI)