Moskow –
Kepala Komite Keamanan dan Pertahanan pada Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Viktor Ozerov, menyebut serangan Amerika Serikat (AS) ke Suriah dapat merusak perang melawan terorisme. Tindakan AS itu disebut dilatarbelakangi serangan kimia yang menewaskan puluhan warga sipil di Suriah.
“(Serangan) ini bisa dilihat sebagai aksi agresi AS terhadap sebuah negara PBB,” ucap Ozerov, seperti dilaporkan kantor berita Rusia RIA seperti dilansir BBC, Jumat (7/4/2017).
Dia mengatakan Rusia akan meminta untuk dilakukan sidang Dewan Keamanan PBB segera sebagai respons atas serangan AS itu.
Sebelum serangan dimulai, AS telah lebih dulu mengabarkan kepada Rusia soal serangan rudal tersebut. Hal itu lantaran terdapat personel militer Rusia di pangkalan udara Shayrat, Suriah yang menjadi target serangan rudal AS itu.
Serangan rudal AS itu dilakukan pada Kamis (6/4) malam waktu AS, atau Jumat (7/4/) dini hari, sekitar pukul 03.45 waktu setempat. Sedikitnya 59 rudal Tomahawk ditembakkan dari dua kapal perang AS, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania.
Rudal-rudal itu ditembakkan secara terarah pada pesawat tempur, landasan udara dan pusat pengisian bahan bakar di pangkalan udara Shayrat. Seorang sumber militer Suriah, seperti dilansir AFP, mengakui serangan AS itu mengenai salah satu pangkalan udara mereka dan memicu kerusakan.
Serangan rudal AS itu diperintahkan Presiden AS Donald Trump untuk merespons serangan kimia di Khan Sheikhun, Provinsi Idlib yang menewaskan lebih dari 80 orang, termasuk puluhan anak-anak. Pangkalan udara Shayrat dipilih sebagai target serangan AS karena pangkalan udara itu merupakan asal pesawat yang menjatuhkan bom-bom kimia di Khan Sheikhun.
Rusia merupakan sekutu dekat rezim Presiden Bashar al-Assad dan kerap membantu operasi militer pasukan Suriah melawan pemberontak. (RIF)