JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Stok kita hari ini, alhamdulillah stok kita ini 3,7 juta ton. Itu sejarah baru. Mudah-mudahan 20 hari, 15 hari sudah 4 juta ton,” kata dia ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Dalam keterangan tertulis, Amran mengatakan stok 3,7 juta ton tersebut menjadi rekor tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969. Kemudian, ia menyebut pada 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada dengan jumlah penduduk sebesar 166,6 juta jiwa.
Kini, menurutnya dengan populasi yang meningkat menjadi 283 juta jiwa, Indonesia mampu melampaui rekor stok beras tahun 1985 yang saat itu mencapai 3,006 juta ton.
“Keberhasilan ini terasa seperti sulap, tapi nyata. Dalam waktu kurang dari 5 bulan, Bulog menyerap lebih dari 2 juta ton beras dari petani,” kata Amran dalam keterangannya, Selasa (13/5).
Dengan begitu, Amran meyakini Indonesia mampu menghentikan impor sejak 2025. Padahal, pada 2024, Indonesia masih mengimpor besar-besaran hingga 4,5 juta ton akibat dampak El Nino yang menekan produksi padi hingga berkurang 760 ribu ton.
Produksi beras nasional diproyeksi U.S. Department of Agriculture mencapai 34,6 juta ton pada 2024/2025. Angka itu Indonesia produsen beras terbesar di ASEAN, mengungguli Thailand dan Vietnam.
Lonjakan produksi beras Indonesia itu membuat peta perdagangan di tingkat ASEAN maupun global berubah total. Bila pada 2024 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beras mencapai 4.519.420,6 ton, dipicu tekanan produksi padi yang turun 760 ribu ton akibat El Nino kuat, saat ini Indonesia sama sekali tidak impor. (BAS)