JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
“Korban yang terdata hari ini sebanyak 9 orang, sehingga total korban menjadi 223 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Selasa (13/5/2025).
Data tersebut tercatat hingga Senin (12/5), berdasarkan penyelidikan epidemiologi lanjutan terhadap 13 sekolah. Sebanyak lima orang menjalani rawat inap dan empat orang lainnya menjalani rawat jalan.
“Kemudian terdapat laporan 27 orang yang sudah selesai rawat inap, sehingga jumlah total yang masih berada di RS (rumah sakit) sebagai pasien rawat inap sebanyak 18 orang,” ungkapnya.
Sri Nowo menyebut data tersebut masih bisa bertambah seiring dengan penambahan pendataan. Sri merinci, dari 223 yang keracunan, sebanyak 45 orang menjalani rawat inap, 49 rawat jalan, dan 129 mengalami keluhan ringan.
“Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang terpapar jika ada penambahan kasus dan koordinasi dengan rumah sakit untuk penanganan pasien dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bogor menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) buntut ratusan siswa mengalami keracunan setelah diduga mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemkot meminta siswa yang terdampak untuk segera berobat ke rumah sakit.
“Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Jumat itu kita tetapkan KLB supaya siapa pun yang terdampak, terindikasi keracunan silakan berobat ke rumah sakit,” kata Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dalam keterangannya, Senin (12/5).
Penetapan KLB, kata Dedie, diperlukan untuk menindaklanjuti penanganan korban keracunan. Dia menyebut biaya pengobatan gratis.
“Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi,” kata Dedie.
“Kemarin waktu hari Minggu saya dengan Kepala BGN melihat (korban keracunan) ke RSUD. Sebetulnya kita mendorong anak-anak untuk segera pulang, tidak apa-apa, yang penting sampai pulih, sampai sehat. Insyaallah dari Pemerintah Kota Bogor kita biayai untuk masalah kesehatan,” imbuhnya. (VAN)