NEW YORK,khatulistiwaonline.com
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang badan-badan intelijen AS. Sembilan hari sebelum dilantik menjadi presiden, Trump menyebut intelijen AS bertindak seperti kelompok Nazi di Jerman terkait video menyudutkan dirinya di Rusia.
Pernyataan itu menanggapi laporan media yang didasarkan pada bocoran komunitas intelijen soal Rusia memiliki rekaman video Trump menonton ‘aksi seks merendahkan’ pekerja seks komersial (PSK) di sebuah hotel mewah Moskow. Bocoran itu juga menyebut Rusia banyak membantu dan mendukung Trump selama 5 tahun terakhir.
“Saya rasa itu sangat memalukan, memalukan bahwa badan-badan intelijen mengizinkan informasi apapun yang terungkap tidak benar dan palsu. Saya pikir ini sebuah aib, dan saya katakan … ini suatu hal yang akan dilakukan dan telah dilakukan Nazi Jerman,” ucap Trump dalam konferensi pers di New York, seperti dilansir Reuters, Kamis (12/1/2017).
Dalam konferensi pers pertamanya dalam beberapa bulan terakhir ini, Trump yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang, menyebut klaim soal dokumen yang menyudutkan dirinya itu sebagai ‘berita palsu’ dan ‘hal tidak valid’.
Dituturkan dua pejabat AS yang enggan disebut namanya, dokumen menyudutkan Trump itu terdiri atas memo dua halaman yang juga dilampirkan dalam laporan dugaan intervensi Rusia pada pilpres AS yang diberikan pada Trump dan Presiden Barack Obama, pekan lalu. Salah satu pejabat AS itu menyebut dokumen itu belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Lebih lanjut, tanpa memberi bukti konkret, Trump menyebut laporan media soal memo itu dibocorkan oleh salah satu badan intelijen AS. “Siapa yang tahu? Tapi mungkin badan intelijen itu akan memiliki noda besar dalam rekam jejak mereka, jika pada faktanya, mereka melakukannya (membocorkan memo intelijen),” tuding Trump.
Pada Selasa (10/1), media ternama AS, CNN, melaporkan soal keberadaan memo intelijen itu. Sedangkan media internet Buzzfeed langsung merilis dokumen 35 halaman, yang disebut dikumpulkan oleh Christopher Steele, seorang mantan agen intelijen Inggris.
Dokumen yang dirilis Buzzfeed itu, menyoroti perilaku cabul Trump saat berada di Moskow, serta dugaan keterkaitan Trump dengan pengusaha dan sosok-sosok penting di Rusia. Dalam pernyataan terbaru, CNN menyebut laporan memo intelijen yang ditulisnya berbeda dengan dokumen tak terverifikasi yang dirilis Buzzfeed.
Secara terpisah, seorang pejabat AS menyebut para penyidik sejauh ini belum bisa mengkonfirmasi kebenaran material soal keterlibatan finansial dan personal Trump dengan pengusaha serta pihak-pihak di Rusia. (RIF)