La Paz –
Dalam hitungan jam, negeri berpopulasi 12 juta jiwa itu menyaksikan tentara menduduki istana negara Bolivia di bawah arahan Jenderal Juan Jose Zuniga, yang menolak diturunkan sebagai panglima militer, dan imbauan Presiden Luis Acre yang meneguhkan pergantian di pucuk pimpinan tentara. Para serdadu akhirnya mundur dari ibu kota setelah diperintahkan panglima militer baru.
Kudeta yang dilancarkan Zuniga hanya bertahan selama tiga jam. Dia diyakini berkomplot dengan bekas wakil panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador. Keduanya ditangkap dan ditahan atas perintah kejaksaan. Buntutnya, pendukung pemerintah turun ke jalan untuk merayakan tegaknya supremasi sipil. Mereka terlihat mengibarkan bendera negara dan menyanyikan lagu-lagu nasional.
“Apa tujuan kudeta ini? Tujuannya adalah untuk menjatuhkan otoritas yang terpilih secara demokratis,” kata Menteri Pemerintahan, Eduardo del Castillo kepada wartawan.
Pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Edmundo Novillo memastikan “situasi telah terkendali,” kata dia dalam jumpa pers, sembari ditemani oleh panglima militer Jose Wilson Snchez. Novillo mengatakan, “Bolivia telah menyintasi sebuah kudeta yang gagal”. (MAD)