JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menjelaskan Indonesia adalah negara yang sedang berkembang ekonominya, hal ini membuat nilai tukar rupiah sangat rentan terhadap dolar AS.
Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa saat ini pasar sedang berekspektasi akan terjadi satu kali pemangkasan suku bunga The Fed dalam kurun September-Desember 2024. Dalam kondisi terburuk, jika pemangkasan suku bunga tak terjadi, Ariston menilai sangat mungkin nilai tukar dolar tembus Rp 17.000.
“Sekarang ekspektasi pasar bahwa akan terjadi 1 kali pemangkasan oleh The Fed antara bulan September-Desember 2024. Kalau terjadi di luar ekspektasi, artinya tidak ada pemangkasan, pasar tentu akan bereaksi atau merespon dengan masuk ke dolar AS. Angka 17.000 tidak terlalu jauh dari sini,” ungkapnya.
Sementara Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai sangat mungkin The Fed membatalkan penurunan suku bunga. Sebab, Amerika Serikat (AS) saat ini sedang dilanda banyak persoalan di dalam negeri.
Salah satunya, AS bakal melakukan Pemilihan Presiden pada 2024. Meningkatnya tensi politik nasional AS bisa berpengaruh terhadap pasar dalam negeri. Di sisi lain Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Amerika Serikat (AS) sempat direvisi menjadi 1,3$ pada kuartal I-2024.
“PDB Amerika direvisi di kuartal I-2024 menjadi 1,3%. Ini lebih kecil dari ekspektasi masyarakat dan ekonom, prediksi ekonomi Amerika bakal terus membaik nyatanya di luar dugaan,” bebernya. (DAB)