Jakarta, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Sri Mulyani menambahkan, di sisi lain hal tersebut memberikan peluang bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi yang semakin runcing antara Beijing dan Washington mendorong aliran modal keluar dari China ke negara-negara di Asia, termasuk negara di kawasan ASEAN.
“Indonesia dan kawasan ASEAN tengah dilirik sebagai destinasi investasi baru untuk realokasi industri, seperti di bidang manufaktur dan industri padat teknologi,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Senin (4/9/2023).
Diketahui pada pertemuan tersebut, jajaran Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di ASEAN sepakat untuk memastikan instrumen kebijakan fiskal dan moneter bisa menciptakan ekosistem yang kuat untuk memaksimalkan peluang perdagangan dan investasi.
Menurut Sri Mulyani, peningkatan kolaborasi dan integrasi ekonomi di kawasan diperlukan untuk merebut peluang investasi. Ia mengungkapkan resiliensi ekonomi kawasan harus segera diciptakan, karena ia meyakini hal tersebut dapat memperkuat perdagangan di ASEAN.
“Resiliensi ekonomi kawasan yang kuat harus diciptakan lewat kebijakan yang memperkuat perdagangan intra-regional di antara negara-negara ASEAN,” ujarnya. (MON)