JAKARTA,khatulistiwaonline.com
Siswa SMAN 48 Pinang Ranti, Jakarta Timur (Jaktim) terpaksa belajar dengan bantuan lilin sebagai penerangan. Aliran listrik di sekolah ini diputus gara-gara tunggakan pembayaran tagihan.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menyebut kejadian di SMAN 48 juga terjadi di 5 sekolah lain yang semuanya di wilayah Jaktim. Ini terjadi karena dana biaya operasional pendidikan (BOP) dari Pemprov DKI tidak cair.
“Anggaran salah input, jadi menunggu APBD Perubahan. Di APBD Perubahan ada surat pencairan, minggu ini proses,” kata Bowo saat dikonfirmasi khatulistiwaonline.com, Selasa (22/11/2016).
Bowo mengaku tak hafal besaran tunggakan di 6 sekolah yakni 2 SMKN dan 2 SMAN. Namun saat ini dirinya tengah berkoordinasi agar PLN menghidupkan aliran listrik agar proses belajar tidak terganggu.
“Kita lagi mencoba menegoisasi agar listrik segera dihidupkan lagi, kita tidak akan lari dari tanggung jawab untuk melunasi pembayaran. Namun kita menunggu manajemen PLN,” imbuhnya.
Keluhan diputusnya aliran listrik salah satunya disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 48, M Munir. Para siswa terpaksa belajar dengan bantuan lilin sebagai penerangan.
“Banyak siswa yang mengeluhkan juga, banyak yang bertanya dikira libur. Kami berikan solusi yaitu belajar di ruang kelas dan menggunakan lilin karena di lantai 2 itu gelap meskipun siang hari,” ujar Munir saat ditemui khatulistiwaonline.com
Bukan cuma ruang kelas, ruangan para guru juga ‘bernasib’ sama. Hal serupa juga terlihat di beberapa ruang laboratorium dan perpustakaan karena aliran listrik diputus sejak hari Senin (21/11)
“AC, proyektor, penggunaan internet juga terganggu, apalagi air pengaruhnya sangat besar sekali dan ini karena belum dibayarkan dari bulan Juni maka dari itu PLN mencabut listrik di sini,” tutur Munir.