Jakarta, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Dia menyebut El Nino berpotensi menyebabkan 560.000-870.000 hektare (ha) lahan pertanian akan kekeringan. Angka itu meningkat ketika cuaca normal sebesar 200.000 hektare yang kekeringan.
“Sebagai informasi setiap kejadian El Nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan 560.000 sampai 870.000 hektare sedangkan pada tahun normal hanya 200.000 hektare,” tuturnya dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat.
El Nino, lanjut Syahrul, juga bisa menyebabkan kebakaran lahan pertanian, gagal panen, dan meningkatkan intensitas serangan hama penyakit tanaman. Syahrul mengungkap kekeringan ekstrem akibat El Nino juga berpotensi memicu terjadinya krisis pangan.
“Untuk itu perlu dilakukan antisipasi dalam upaya mengurangi dampak penurunan kapasitas produksi pangan,” tuturnya.
Syahrul mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG juga, puncak El Nino akan terjadi pada semester II-2023.
“BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi adanya peluang El Nino pada semester II tahun 2023. Dengan Agustus 2023 diprediksi menjadi dominan,” jelasnya. (BAS)