JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Bentrokan buruh smelter di Morowali, Sulawesi Tengah, yang berujung kematian dua pegawai PT Gunbuster Nickel Industry semata adalah konflik antar kelas lantaran buruknya tata kelola ketenagakerjaan di internal perusahan antara buruh lokal versus buruh asing.
Hal itu dikatakan Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andre Vincent Wenas, Kamis 19/1 kepada wartawan.
Andre juga menyesalkan pemberitaan media tertentu yang menyebut bentrok terjadi karena kesalahan kebijakan investasi Presiden Jokowi.
Apalagi diisukan seolah lantaran ambisi Presiden Joko Widodo dalam mengembangkan investasi asing.
“Hal seperti ini menyesatkan dan merusak nama baik Presiden. Harus diluruskan, tidak bisa dibiarkan,” ujar Andre Vincent Wenas, juru bicara Partai Solidaritas Indonesia bidang ekonomi.
“Jokowi memang mengundang banyak pengusaha lokal maupun asing untuk berinvestasi di Indonesia dalam rangka hilirisasi industri,” kata Andre lebih lanjut.
Untuk itu, kata dia, setiap penanam modal perlu mengelola aspek ketenagakerjaan dengan sebaik-baiknya, agar bisa mensejahterakan karyawan serta memberi keuntungan yang wajar bagi investornya.
Kejadian bentrokan antara sesama buruh smelter di Morowali Utara itu memakan korban jiwa dua orang.
” Dengan pemberitaan yang terkesan miring bahwa Indonesia lagi haus investasi sehingga mengakibatkan konflik kelas antar buruh,” katanya.
Dia mengatakan perlunya dipisahkan antara isu investasi dan problem ketenagakerjaan di internal perusahan masing-masing.
“Itu kan dua persoalan yang berbeda. Kita perlu investor, namun kita juga perlu mengatur aspek ketenaga kerjaan (aspek perburuhan) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, dua hal ini harus berjalan beriringan secara harmonis,” tegas Andre. (JRS)