YOGYAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Ada hal istimewa dalam Festival Adat Budaya Nusantara II (FABN II) yang digelar selama dua hari di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (Jateng), mulai Jumat (9/12/2022) hingga Senin (19/12/2022).
Sebanyak 264 Raja, Sultan, pemangku Lembaga Adat, serta tetua suku dari seantero Nusantara yang hadir dalam perhelatan tersebut sepakat mendeklarasikan sikap dan komitmen dalam menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Deklarasi tersebut dibacakan usai musyawarah yang digelar pada hari pertama FABN II di hadapan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Ia diundang dalam gelaran itu sebagai tamu kehormatan.
Ganjar berharap, melalui FABN II di Jateng, kekayaan budaya Indonesia dapat semakin dikenal di kancah global.
Terlebih, sejumlah perwakilan kerajaan mancanegara pun turut hadir sebagai tamu kehormatan, di antaranya dari Brunei Darussalam, Malaysia, Jepang, dan Thailand.
“Melalui FABN II, kami harap, kekayaan Budaya Indonesia bisa semakin dikenal dunia. Dengan begitu, Indonesia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kekayaan Budaya masih terpelihara.
Mudah-mudahan, seluruh pihak tidak hanya ikut melestarikan, tetapi juga mengembangkan (kekayaan budaya Tanah Air),” kata Ganjar dalam siaran pers, Selasa (13/12/2022).
Ganjar juga mengapresiasi komitmen kebangsaan para Raja, Sultan, dan para Pemangku Adat sebagaimana telah dituangkan dalam deklarasi.
“(Saya mengapresiasi) seluruh pihak (yang) memiliki komitmen untuk menjaga persatuan bangsa, kebhinekaan, dan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ini benar-benar kontribusi yang sangat diperlukan dalam pembangunan Nasional,” ujar Ganjar.
Sementara Ketua Panitia FABN II, Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangku Alam II, mengatakan, perhelatan yang digelar Masyarakat Adat Nusantara (Matra) ini bertujuan untuk memperkuat silaturahmi kerajaan dan Lembaga Adat untuk merumuskan kontribusi yang dapat diberikan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Disamping itu, Matra juga ingin menggali potensi ekonomi sekaligus menunjukkan kepedulian pada Ketahanan Adat dan Budaya Nusantara lewat pagelaran tersebut.
“Kami berkumpul sekaligus mendeklarasikan Ketahanan Adat dan Budaya Nasional supaya para Raja dan Ketua Lembaga Adat bisa kompak. Dengan begitu, jika ada hal-hal yang dinilai membahayakan negara, maka para Raja, Sultan, dan Pemangku Adat dapat ikut mengambil sikap,” ujar KGPAA Mangku Alam II.
Untuk diketahui, KGPAA Mangku Alam II juga merupakan Ketua Dewan Pendiri Matra. Ia menilai, Provinsi Jateng yang didapuk sebagai tuan rumah gelaran FABN II telah berhasil menyelenggarakan perhelatan tersebut.
KGPAA Mangku Alam II pun memberikan apresiasi kepada Ganjar Pranowo yang telah menunjukkan komitmen dalam menjaga, mengembangkan, serta memperjuangkan Adat Budaya Nusantara selama memimpin Jateng.
Selain itu, Ganjar juga memperhatikan nasib para Raja, Sultan, dan Pemangku Adat.
“Jika Allah menghendaki beliau jadi pemimpin, (ia) berkomitmen (bahwa) seluruh para Raja akan dijadikan Penasihat Utama.
Kami sangat mengapresiasi atas kesediaan dan kepedulian beliau. Pasalnya, kepedulian tidak perlu diucapkan tapi (diwujudkan) dengan tingkah laku,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Matra Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang mengatakan, FABN II digelar sebagai bukti bahwa Raja dan Sultan masih eksis dalam rajutan Budaya Adat di Nusantara.
Ia berharap, pemerintah dapat terus melestarikan Adat dan Budaya Nusantara, serta mengutamakan peran para Raja dan Sultan.
“Kami berharap, pemerintah dan pemegang kekuasaan bisa memperhatikan Masyarakat Adat, terutama Raja dan Sultan. Dengan begitu, kebudayaan adat bisa terus dilestarikan untuk kepentingan masyarakat ke depan,” jelas Andi.
Sebagai informasi, FABN II Jateng hari pertama dimeriahkan penampilan drama kolosal yang melibatkan sejumlah pelaku seni dari berbagai daerah di Tanah Air, mulai dari Tari Bali, Reog Ponorogo, hingga Topeng Ireng.(NGO)