JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM
Aksi penolakan demo reuni PA 212 sudah massif menjalar di beberapa kota besar di pulau Jawa.
Gerakan penolakan ini akan semakin meluas sejalan rencana aksi mereka yang juga sedang massif dikampanyekan. Salah satu ancaman aksi tersebut adalah mengepung Istana Merdeka menuntut Jokowi mundur.
Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), Gus Wal menegaskan pernyataannya kepada awak media, Minggu (20/11/2022).
“Rencana PA 212 mengadakan reuni dalam bentuk demo tidak ada gunanya untuk bangsa dan negara. Hanya berujung kepentingan kelompok anti pemerintah. Caranya dengan memanfaatkan politik identitas mengatasnamakan umat Islam.
Pertanyaannya umat Islam mana yang menginginkan kudeta menurunkan Presiden yang sah? sudah pasti hanya sekelompok kecil umat Islam yang secara tidak sadar dibiayai dan sedang dimanfaatkan untuk memecah belah situasi” papar Gus Wal.
Puluhan spanduk dan baliho penolakan acara demo reuni berlabel PA 212 muncul di beberapa kota. PNIB yang anggotanya tersebar di seluruh daerah menampung aspirasi kegelisahan masyarakat terhadap acara tersebut. Atas inisiatif kader PNIB di tiap daerah, kampanye penolakan akan terus dilakukan agar masyarakat sadar bahaya laten kelompok PA 212.
“PA 212 bersama HTI dan FPI yang sudah dilarang Pemerintah, sudah seharusnya kita tolak apapun aktifitasnya. Semakin keras mereka bersikukuh beraktifitas, PNIB akan semakin keras juga melakukan perlawanan, bahkan akan lebih keras.
Setelah Jakarta, Jogjakarta, Bandung dan Jombang menyusul daerah lain yang sepakat menolak acara PA 212. Aparat penegak hukum seharusnya melihat ini sebagai aspirasi murni kegelisahan masyarakat, tidak hanya umat Islam tapi segenap keharmonisan hidup berbhinekka tunggal ika merasa terusik” lanjut Gus Wal
PA 212 dalam sejarahnya lahir dari fenomena Pilkada DKI yang berujung dukungan brutal mengatasnamakan politik identitas.
Kemenangan Anies Baswedan menjadi luka paling dalam demokrasi di Indonesia. Diperlukan upaya adu domba antar umat hanya untuk memenangkan jabatan Gubernur DKI, PA 212 sebagai otak dibalik politik identitas ternyata belum puas dengan kesuksesan memenangkan Gubernur DKI Anies Baswedan.
Mereka kini sedang merencanakan agenda yang lebih besar lagi yaitu Pilpres 2024 dengan cara yang sama dilakukan saat sukses memenangkan Pilkada DKI 2017. (JRS)