JAKARTA, KHATULISTIWAONLINE.COM –
Beberapa bulan lalu, publik digemparkan dengan hiu paus tedampar dan dagingnya dipotong oleh warga di Pantai Cirarangan, Kabupaten Cianjur. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut mengungkap peristiwa itu karena kurang pengetahuan masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan kala melihat mamalia laut terdampar.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, Andi Rusandi mengatakan kendalanya karena masih banyak masyarakat di daerah terpencil dan terpelosok yang tidak terakses teknologi komunikasi.
“Akhirnya dari pada cari ikan itu dipotong-potong saja. Bukannya mereka tidak aware. Tetapi ini perlu effort. Untuk mensosialisasinya kami bermitra dengan beberapa NGO (Non-Governmental Organizatio/ Lembaga Swadaya Masyarakat),” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (17/12/2021).
Selain sosialisasi, pihaknya juga akan meningkatkan penelitan penyebab kematian atau terdamparnya mamalia tersebut. Hal itu dilakukan dengan bermintra dengan IAM Flying Vet (Indonesia Aquatic Megafauna – Flying Vet) yang merupakan asosiasi Dokter Hewan.
“Kami sudah bermitra dengan Flying Vet perkumpulan dokter hewan. Nanti hewan terdampar dilihat dan mikropsi istilahnya, dilihat apa penyebab dan lain sebagainya,” tuturnya.
Menurutnya, dengan cara itu bisa melihat bagaimana kondisi sehat atau tidaknya laut yang menjadi habitat mamalia terdampar itu.
“Dari situ maka pemerintah akan mengeluarkan kebijakan apa penyebabnya kematian itu. Selain itu, kami juga melakukan publikasi masyarakat yang jauh dari fasilitas komunikasi,” tutupnya.(DAB)