Baku –
Kesuksesan juara Piala Eropa 1992 tentu menginspirasi Timnas Denmark di Euro 2020. Tak cuma sekadar soal performa, tapi juga prestasi.
Denmark bukanlah nama besar sebelum era Laudrup bersaudara dimulai pada Piala Dunia 1986. Saat itu Denmark pertama kalinya lolos ke putaran final di Meksiko dan membuat dunia mulai mengenalnya.
Denmark menyapu bersih fase grup termasuk mengalahkan favorit juara Jerman Barat dengan skor 2-0. Sayangnya, langkah Denmark terhenti di babak 16 besar setelah disikat 1-5 oleh Spanyol.
Pada Piala Eropa 1988, Denmark lolos tapi cuma sampai fase grup dan gagal mengulangi pencapaian semifinal di edisi sebelumnya. Gagal tampil di Piala Dunia 1990, Denmark lantas membayar total di Piala Eropa 1992.
Tampil di putaran final menggantikan Yugoslavia yang dilanda perang saudara, Denmark lolos dari fase grup dan mengalahkan Belanda 5-4 lewat adu penalti di semifinal, sebelum melibas Jerman 2-0 di final.
Prestasi besar itu membuat Peter Schmeichel dkk. yang merupakan anggota Class of 92′ saat itu dipuja bak pahlawan. Harapan untuk mengulangi lagi prestasi itu terus ada, meski selalu gagal.
Hingga kemudian asa itu muncul pada Piala Eropa 2020 ketika Denmark melaju gagah ke semifinal. Sempat kalah dua kali di laga awal fase grup, Denmark melibas Rusia 4-1, Wales 4-0 di 16 besar, dan terakhir Republik Ceko 2-1.
Memang lawannya di semifinal, Kamis (8/7/2021) dini hari WIB adalah favorit juara sekaligus tuan rumah Inggris. Tapi, karena sudah di empat besar, Timnas Denmark tak mau tanggung dan siap mencetak sejarah layaknya 1992.
“Generasi saya tumbuh mengidolai tim Denmark di 1986 dan 1992. Kami sangat senang bisa memberikan hadiah kepada fans,” ujar gelandang Denmark Thomas Delaney di Telegraph India.
“Kami membuktikan adalah tim hebat dengan lolos ke semifinal. Kami punya misi dan kami akan wujudkan di Wembley. Ini perjalanan luar biasa untuk kami,” sambungnya.(MAD)