Kiev –
Presiden Ukraina Volodymr Zelensky memerintahkan penyelidikan atas tuduhan pejabat telah menyelundupkan vaksin virus Corona. Penyelundupan itu diduga untuk disuntikkan secara rahasia di negara itu.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/1/2021) pengumuman pimpinan Ukraina itu menyusul tuduhan dari pengusaha Mykhailo Brodsky bahwa beberapa anggota parlemen bahkan mungkin Perdana Menteri Denys Chmygal telah menerima vaksin Pfizer-BionNTech di sebuah klinik swasta di Kiev.
“Saya telah memerintahkan layanan keamanan untuk memverifikasi tanpa penundaan informasi tentang dugaan penyelundupan vaksin virus Corona,” tulis Zelensky ke layanan pesan Telegram.
“Jika seseorang benar-benar memiliki gagasan untuk mengimpor vaksin secara diam-diam dan melanggar hukum untuk menjualnya, harus ada reaksi yang setimpal,” tambahnya.
Ukraina sejauh ini belum menerima dosis vaksin melalui saluran resmi.
Dalam sebuah postingan di situs berita Obezrevatel, Brodsky mengatakan dosis vaksin dibawa dari Israel dengan penerbangan charter pada akhir Desember, dengan biaya 2.500 euro per rejimen dua dosis.
Chmygal memposting ke Telegram bahwa dia berencana untuk divaksinasi yang disetujui tiba di Ukraina. Serta diberikan kepada pekerja perawatan dan kelompok rentan.
Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina mengatakan pada akhir Desember akan membeli hampir dua juta dosis vaksin CoronaVac buatan China. Namun demikian belum menentukan tanggal akan dikirimkan.
Kiev telah dikritik karena gagal mengamankan pasokan vaksin buatan baran seperti Pfizer-BioNTech atau Moderna, yang dianggap lebih dapat dipercaya.
Ukraina juga memberikan delapan juta dosis vaksin melalui program Covax Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk negara-negara miskin, yang akan diberikan pada musim semi.
Dengan sistem kesehatan yang bobrok Ukraina pada Rabu waktu setepat mencatat total kasus positif Corona 1,1 juta dan 19.357 kematian dari total populasi sekitar 40 juta penduduk.(VAN)