Tel Aviv –
Ratusan warga Israel turun di jalan Tel Aviv untuk memprotes rencana lockdown atau karantina wilayah yang kedua. Karantina tersebut merupakan cara penanganan lonjakan kasus virus Corona (COVID-19).
Dilansir dari AFP, aksi protes dilakukan pada Kamis (17/9/2020) malam. Rencananya, Israel akan melakukan lockdown atau karantina wilayah yang ke dua pada Jumat (18/9).
Menurut perhitungan AFP, Israel memiliki tingkat infeksi virus terdeteksi ke dua di dunia setelah Barain. Di Israel, terdata 172.000 kasus Corona dengan 1.163 kematian, dari populasi masyarakat sembilan juta jiwa.
“Perekonomian terjun bebas, orang kehilangan pekerjaan, mereka tertekan,” kata Yael, salah satu demonstran di pesisis Tel Aviv.
“Dan semua ini untuk apa? Tidak untuk apapun,” kata mantan karyawan firma arsitektur yang kehilangan pekerjaan saat pandemi Corona.
Awalnya, Israel dipuji secara luas karena menekang penyebaran penyakit COVID-19 dengan lockdown pada bulan Maret. Namun, pemerintah mengaku terlalu cepat melonggarkan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan di tv nasional untuk menjelaskan pemerintah tidak punya pilihan.
“Sistem kesehatan telah mengibarkan bendera merah. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan kesehatan (publik) dan kebutuhan ekonomi,” ucap Natanyahu, Kamis (17/9).(RIF)