Muscat –
Otoritas Oman menyambut baik keputusan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Oman berharap perjanjian damai itu akan berkontribusi pada perdamaian Israel dan Palestina nantinya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (14/9/2020), Bahrain menjadi negara Arab keempat, setelah Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), yang sepakat menormalisasi hubungan dengan Israel. Pengumuman perjanjian damai Bahrain dan Israel diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pekan lalu. Bahrain menyusul UEA yang terlebih dulu mencapai kesepakatan serupa dengan Israel yang diumumkan bulan lalu.
“(Oman) Berharap jalur strategis baru yang diambil beberapa negara Arab ini akan berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan pada diakhirinya pendudukan Israel atas tanah Palestina dan pada pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota,” demikian pernyataan pemerintah Bahrain.
Sementara itu, Menteri Intelijen Israel menyatakan beberapa hari usai pengumuman perjanjian damai pada 13 Agustus lalu bahwa Oman juga bisa menormalisasi hubungan dengan Israel.
Diketahui bahwa Oman telah menyambut baik keputusan UEA dan Bahrain, namun tidak mengomentari soal prospek negaranya juga menjalin hubungan resmi dengan Israel.
Tahun 2018, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengunjungi Oman dan membahas inisiatif perdamaian di Timur Tengah dengan pemimpin Oman saat itu, Sultan Qaboos.
Berada di wilayah yang bergejolak, Oman tetap mempertahankan netralitasnya. Negara ini menjaga hubungan persahabatan dengan berbagai aktor kawasan, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Iran yang bermusuhan.(RIF)