Teheran –
Seorang komandan top Iran menyebut ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina merupakan sebuah kesalahan yang ‘dipaksakan’ pada Iran oleh musuh.
Setelah menyangkal selama tiga hari, Garda Revolusi Iran mengakui pada Sabtu (11/1) lalu bahwa pihaknya secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraine International Airlines. Pesawat jenis Boeing 737-800 itu baru saja lepas landas dari Teheran, saat terbakar dan jatuh di wilayah Iran pada 8 Januari lalu. Total 176 penumpang dan awak, yang sebagian besar warga Iran dan warga Kanada keturunan Iran, tewas dalam kejadian ini.
Komandan Divisi Dirgantara pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh, dalam pernyataan pada Sabtu (11/1) lalu, mengakui seorang operator rudal keliru mengira pesawat penumpang itu sebagai sebuah rudal jelajah dan menembakkan rudal secara independen atau atas keputusannya sendiri.
Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir Associated Press, Kamis (16/1/2020), Hajizadeh menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kesalahan yang dilakukan Iran saat menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina. Hal ini disampaikan Hajizadeh saat mengunjungi keluarga salah satu korban jatuhnya pesawat penumpang itu.
“Ini (ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina secara tidak sengaja-red) merupakan sesuatu yang dipaksakan musuh kepada kita. Ini adalah kesalahan musuh. Ketika Anda sedang dalam perang, kedua pihak terkena serangan. Kita siap menyerang dan siap untuk diserang balik,” sebut Hajizadeh. Musuh dalam pernyataan Hajizadeh tersebut merujuk pada AS.
Peristiwa ditembak jatuhnya pesawat sipil Ukraina itu terjadi setelah Iran melancarkan serangan rudal ke markas pasukan AS di Irak, untuk membalas kematian Komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Saat itu Iran diketahui dalam kondisi waspada menanti serangan balasan AS.
Ditegaskan Hajizadeh bahwa serangan terhadap AS akan terus berlanjut. “Tentu saja pukulan beruntun ini akan berlanjut dan kita akan membalaskan darah para martir terhadap mereka (AS-red),” tegasnya.
Lebih lanjut, Hajizadeh mengungkapkan alasan Iran tidak segera mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat maskapai Ukraina. Diketahui bahwa Iran saat itu bersikeras menyangkal setelah negara-negara Barat, termasuk Kanada dan AS, mengungkapkan indikasi bahwa pesawat penumpang itu ditembak jatuh oleh rudal.
“Ini (tidak mengakui pesawat ditembak jatuh rudal Iran-red) demi kemajuan keamanan negara kita, karena jika kita mengungkapkan ini maka sistem pertahanan udara kita akan menjadi lumpuh dan orang-orang kita akan meragukan semuanya,” ungkapnya.
Terkait kesalahan fatal Garda Revolusi Iran yang menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina, Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan semua pihak yang bersalah dan lalai akan dihukum. Rouhani bahkan menyerukan dibentuknya pengadilan khusus untuk menyelidiki dan mengadili para tersangka dalam kejadian tragis itu.(DAB)